Tautan-tautan Akses

WHO Sangkal Tahan Informasi Covid-19 karena Tekanan China


Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (kiri) dan Presiden Xi jinping saat bertemu di Beijing, China, 28 Januari 2020.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (kiri) dan Presiden Xi jinping saat bertemu di Beijing, China, 28 Januari 2020.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyangkal “tuduhan-tuduhan palsu” dalam sebuah laporan media bahwa pihaknya menahan informasi tentang virus corona baru karena tekanan China.

Dalam pernyataan Sabtu malam (9/5) sebagaimana dikutip Associated Press, WHO mengatakan laporan sebuah majalah Jerman tentang pembicaraan telpon antara Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden China Xi Jinping pada 21 Januari “tidak berdasar dan tidak benar.”

Majalah mingguan “Der Spiegel” melaporkan dalam pembicaraan telepon itu Xi meminta Tedros untuk menahan informasi tentang penularan virus itu dari manusia ke manusia dan menangguhkan untuk menyatakan penularan itu sebagai pandemi.

Majalah itu mengutip badan inteljen asing Jerman, BND, yang hari Minggu ini (10/5) menolak mengomentari laporan itu.

“Der Spiegel” juga mengklaim bahwa BND menyimpulkan bahwa dunia kehilangan waktu selama enam minggu untuk memerangi wabah itu karena kebijakan informasi China tersebut.

WHO mengatakan Tedros dan Xi “tidak pernah bicara melalui telpon” dan menambahkan bahwa “laporan yang tidak akurat seperti ini telah mengalihkan dan mengurangi upaya WHO dan dunia untuk mengakhiri pandemi Covid-19.”

WHO menggarisbawahi China baru mengukuhkan tentang penularan virus corona dari manusia ke manusia pada 20 Januari. Dua hari kemudian pejabat-pejabat WHO mengeluarkan pernyataan bahwa ada bukti penularan virus dari manusia ke manusia di Wuhan, tetapi masih dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut. WHO baru menyatakan Covid-19 sebagai pandemi tanggal 11 Februari.

Trump telah menangguhkan anggaran bantuan untuk WHO. [em/ii]

XS
SM
MD
LG