WikiLeaks telah menyalahkan Ekuador karena memutus akses internet pendirinya Julian Assange yang berlindung di Kedutaan Besar negara itu di London, dan sementara kelompok itu merilis ribuan email dari ketua kampanye Hillary Clinton.
Assange telah tinggal di Kedubes itu selama lebih dari empat tahun setelah melewatkan jaminan untuk menghindari ekstradisi atas gugatan kejahatan seksual.
WikiLeaks awalnya menyalahkan "pihak negara" tertentu karena memutus sambungan internet Assange, namun kemudian menulis di Twitter hari Senin (17/10) bahwa negara itu Ekuador. Menurutnya akses itu diputus pada pukul 17.00 GMT hari Sabtu.
Kementerian Luar Negeri Ekuador merilis pernyataan singkat yang tidak menyebut pemutusan sambungan internet, namun mengukuhkan kembali keputusan mereka untuk memberi suaka kepada Assange.
Situasi Assange tidak menghalangi WikiLeaks mengeluarkan informasi, termasuk pengungkapan yang mengguncang kampanye Clinton untuk menjadi presiden AS di saat pemilihan presiden Amerika memasuki tahap akhir.
WikiLeaks mengatakan di Twitter bahwa sambungan internet Assange diputus tidak lama setelah kelompok itu menerbitkan transkrip pidato berbayar Clinton untuk Goldman Sachs. Hal itu adalah bagian dari email-email yang diretas dari akun-akun John Podesta, ketua kampanye kandidat Partai Demokrat itu. [hd]