Setelah menghubungi beberapa rumah sakit dan pihak berwenang di Brussels, Belgia, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Rabu siang (23/3), memastikan bahwa ada warga negara Indonesia diantara korban luka-luka dalam serangkaian serangan teror di Brussels Selasa pagi.
Dalam keterangan pers yang diterima VOA, juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir mengatakan, seorang perempuan Indonesia dan kedua anaknya luka-luka akibat ledakan dahsyat yang mengguncang bandar udara Zaventern. Ketiganya berada di bandara karena akan berangkat ke Indonesia.
“Ibu dan seorang anak kini dirawat di ICU RS University Hospital Lauven UHL. Sementara satu anak lainnya yang juga luka-luka dirawat di ruang perawatan biasa karena kondisinya lebih stabil," ujar Arrmanatha.
Kemenlu memastikan bahwa perempuan tersebut adalah warga negara Indonesia. Namun mengingat suaminya adalah warga negara Belgia, belum diketahui apakah kedua anak mereka adalah warga negara Belgia atau Indonesia.
“KBRI telah mengunjungi rumah sakit dan bertemu dengan suaminya, serta menawarkan bantuan dan dukungan yang diperlukan," tambah Arrmanatha.
Dalam perkembangan lainnya, peningkatan keamanan terjadi di ibukota Washington DC dan beberapa kota lain di Amerika pasca serangan bom di bandara Zaventem dan stasiun kereta api Maalbeek, Brussels.
Metro Transit Police di Washington DC menambah patroli keamanan dan petugas K9 atau petugas dengan anjing-anjing pelacak di seluruh jaringan kereta api bawah tanah. Hal serupa terjadi di bandara nasional Reagan dan bandara internasional Dulles di Washington DC, bandara John F. Kennedy di New York dan bandara Logan di Boston.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengatakan “memonitor dengan seksama peristiwa yang terjadi di Brussels dan melakukan kontak dengan mitra-mitra di kawasan”. Ditambahkan, “DHS tidak akan segan-segan menyesuaikan postur keamanan sesuai kebutuhan, untuk melindungi rakyat Amerika”.
Serangan bom di Brussels menewaskan sedikitnya 34 orang. Lebih dari 200 lainnya luka-luka termasuk sembilan warga Amerika.