Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pada konferensi pers hari Minggu (29/7) bahwa negaranya bekerja sama dengan negara-negara Eropa untuk memastikan bahwa negara itu masih dapat merasakan manfaat perjanjian nuklir, sementara Amerika Serikat telah mengatakan sanksi kedua akan diberlakukan kembali pada November setelah Presiden Donald Trump mengumumkan AS menarik diri dari kesepakatan pada bulan Mei.
Zarif mengatakan Amerika "kecanduan" untuk menjatuhkan sanksi.
"Saya yakin itu mungkin. Saya yakin kita bisa, selama beberapa bulan mendatang, menunjukkan kepada orang Amerika bahwa mereka harus menghentikan kecanduan mereka pada sanksi," kata Zarif.
Sekelompok senator Partai Republik pada Kamis memperingatkan negara-negara Eropa agar tidak mencoba mencemooh sanksi AS terhadap Iran.
Inggris, Perancis dan Jerman - bersama dengan Tiongkok, Rusia, Uni Eropa dan Iran sendiri – telah menyepakati kesepakatan nuklir yang merupakan salah satu prestasi kebijakan luar negeri mantan Presiden Barack Obama.
Trump berkampanye menentang perjanjian itu, yang disebutnya kesepakatan terburuk yang pernah dirundingkan oleh Amerika Serikat, dan menindaklanjuti janji itu sehingga memicu kemarahan pihak-pihak lain yang tetap menghargai perjanjian itu. [as]