Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pasukannya dan pasukan Rusia bertempur untuk “benar-benar memperebutkan setiap meter” kota di bagian timur, Sievierodonetsk, seraya memohon kepada mitra-mitra internasional bahwa Ukraina “memerlukan sistem pertahanan rudal modern.”
Dalam pesan video malam harinya yang terbaru, Zelenskyy mengatakan “sasaran taktis utama” Rusia tidak berubah, dengan pasukan Rusia juga bergerak menuju Lysychansk, Bakhmut, Slovyansk, ke arah barat dan barat daya Sievierodonetsk.
Penasihat Zelenskyy Mykahilo Podolyak, Senin (13/6) mencuit bahwa “untuk mengakhiri perang, kita memerlukan keseimbangan senjata berat.” Ia mencatat beberapa kategori senjata, termasuk 1.000 howitzer, 300 sistem peluncur roket ganda, 500 tank, 2.000 kendaraan lapis baja dan 1.000 drone.
“Pertemuan Kelompok Kontak Menteri Pertahanan diselenggarakan di Brussels pada 15 Juni,” kata Podolyak. “Kami sedang menunggu keputusan.”
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengadakan pertemuan itu di markas besar NATO. Pertemuan virtual kelompok itu pada bulan lalu diikuti wakil-wakil dari 47 negara, NATO dan Uni Eropa.
Austin mengatakan setelah pembicaraan itu pada Mei lalu bahwa kelompok tersebut “meningkatkan upaya kami” dan berusaha memperdalam koordinasi dengan Ukraina “agar Ukraina dapat bertahan dan memperkuat operasinya di medan tempur.”
Kementerian pertahanan Inggris, Senin (13/6) menyatakan bahwa dalam beberapa hari belakangan ini, pertempuran di sekitar Sievierodonetsk “terus berkecamuk.”
Menurut kementerian itu, kemampuan Rusia untuk melancarkan operasi melintasi sungai kemungkinan besar akan menjadi salah satu faktor paling penting dalam perang dalam beberapa bulan mendatang.
“Untuk mencapai keberhasilan dalam tahap operasional ofensifnya di Donbas yang sekarang ini, Rusia harus menuntaskan tindakan memperkuat kedua sisinya yang ambisius, atau melakukan serangan dengan melintasi sungai,” ujarnya.
Pasukan Rusia membombardir pabrik kimia yang menampung ratusan tentara dan warga sipil di Sievierodonetsk pada hari Minggu, tetapi gubernur Luhansk mengatakan pabrik tersebut masih di bawah kekuasaan Ukraina.
Rusia mengklaim telah menguasai 97% wilayah Luhansk. Tetapi merebut kota industri Sievierodonetsk, yang sebelum perang berpenduduk 100 ribu, masih tetap penting bagi tujuan lebih luas Moskow untuk menguasai wilayah Donbas di bagian timur Ukraina, yang meliputi provinsi Luhansk dan Donetsk. [uh/ka]