Gede Bagus Ariksa Sudana dan Yesi Fitriani, pasangan muda yang berencana menikah secara resmi bulan April tahun depan, menghabiskan waktu hari Minggu (1/10) di desa asal Gede, Beluhu, di dalam daerah yang terlarang, untuk upacara pernikahan menurut tradisi Hindu yang mewajibkan sembahyang di sebuah tempat ibadah keluarga.
Sudana, yang suku Bali, datang dari jauh di Kalimantan, di mana ia seorang polisi, dan Fitriani datang dari kota asalnya Bandung, Jawa Barat. Mereka menyadari bahayanya, kata Sudana, tetapi mereka percaya pada Tuhan.
Sudana mengatakan "Tuhan mempunyai kehendaknya sendiri dan dengan berkatnya kami dapat melakukan upacara hari ini, walaupun kecil-kecilan, karena sebagian besar keluarga kami masih berada di kamp pengungsi, itu sudah cukup bagi kami." Demikian Sudana, mempelai laki-laki dalam upacara pernikahan itu. [gp]