Pejabat PLTN Fukushima Yakin Keadaan Terburuk Sudah Lewat

  • Steve Herman

Markas besar Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO) di Tokyo, Jepang. Pimpinan TEPCO sekali lagi meminta maaf kepada para warga setempat.

Pimpinan TEPCO, perusahaan pengelola PLTN Fukushima, menyatakan akan mengganti rugi warga yang tinggal di sekitar pembangkit.

Pengelola PLTN Fukushima yang rusak berat dan pemerintah Jepang berpendapat keadaan yang terburuk sudah terlewati. Sementara itu, pimpinan Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO), Masataka Shimizu, sekali lagi minta maaf karena menyebabkan krisis yang telah berlangsung sebulan yang memicu kekhawatiran tentang masalah kesehatan dan lingkungan di luar Jepang.

Berbicara pada konperensi pers di Tokyo hari Rabu, Shimizu mengatakan perusahaannya sedang mempersiapkan ganti rugi bagi mereka yang tinggal di dekat PLTN itu, terutama para petani dan nelayan yang mata pencahariannya terkena dampak negatif akibat kerusakan PLTN terburuk di Jepang.

Ia juga bertekad untuk mengikuti imbauan Perdana Menteri Naoto Kan agar perusahaannya segera mengambil tindakan untuk mengurangi bahaya radiasi nuklir. Sehubungan dengan hal itu, Shimizu mengatakan perusahaannya sedang mempertimbangkan pemindahan batang-batang sisa bahan bakar radioaktif ke tempat yang lebih aman, jauh dari PLTN yang rusak.

Sementara itu, truk-truk pompa menyemprotkan berton-ton air untuk mendinginkan batang-batang bahan bakar radioaktif. Bahan bakar nuklir harus terus terendam dalam air agar tidak mencapai suhu panas yang berbahaya yang dapat menyebabkan bahan bakar tersebut mengirim radiasi tinggi ke udara.

Pakar radiasi dari Greenpeace memantau kadar radiasi di desa Namie, 40 kilometer dari PLTN Fukushima (8/4).

Upaya untuk mengendalikan kerusakan berulangkali terganggu oleh gempa-gempa susulan dalam beberapa hari belakangan ini. Gempa-gempa tersebut memaksa para pekerja menghentikan apa yang sedang mereka lakukan dan menunggu hingga gempa tidak menimbulkan kerusakan lebih jauh dan mengakibatkan tsunami.

Gempa berkekuatan 9,0 pada skala Richter yang mengakibatkan tsunami 15 meter, merusak empat dari enam reaktor PLTN Fukushima. Para pejabat pada hari Rabu membela keputusan penundaan pengumuman secara resmi bahwa bencana tersebut setara dengan ledakan tahun 1986 pada PLTN Chernobyl di bekas Uni Soviet. Pernyataan yang menyebut radiasi mencapai tingkat tujuh dalam skala tujuh poin berarti insiden ini merupakan kecelakaan besar-besaran dengan pengaruh meluas pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Tapi, badan keamanan nuklir Jepang menekankan bahwa seluruh radiasi yang disemburkan dari Fukushima masih kurang dari sepersepuluh dari kebocoran di Chernobyl, insiden PLTN terburuk di dunia.

Krisis nuklir ini menambah penderitaan Jepang. Tragedi bertubi-tubi berupa gempa, tsunami dan radiasi, diperkirakan mengakibatkan kerugian 300 miliar dolar, dan menjadikannya sebagai bencana alam terbesar di dunia.