Kantor berita Reuters melaporkan, mengutip juru bicara keamanan, Jumat (14/8), bahwa pemerintah Afghanistan mulai membebaskan tahanan Taliban terakhir berjumlah 400 orang secara bertahap. Pembebasan para tahanan itu adalah syarat yang diajukan oleh kelompok militan itu sebelum memulai pembicaraan damai.
Pemerintah, Minggu (9/8), sepakat untuk membebaskan 400 tahanan “paling militan” setelah berkonsultasi dengan majelis agung para tetua dan pemimpin masyarakat lainnya, yang dikenal sebagai Loya Jirga.
"Pemerintah ... kemarin membebaskan 80 narapidana Taliban dari 400 yang dikenai sanksi Konsultatif Loya Jirga untuk dibebaskan guna mempercepat upaya pembicaraan langsung dan gencatan senjata nasional," kata Javid Faisal, juru bicara Dewan Keamanan Nasional. Dia tidak menjelaskan kapan 320 tahanan lainnya akan dibebaskan.
Ketidaksepakatan atas pembebasan para tahanan - termasuk mereka yang dituduh terkait dengan beberapa serangan paling berdarah di Afghanistan- telah menunda negosiasi selama berbulan-bulan. Amerika Serikat menarik pasukan berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani dengan Taliban pada Februari.
Presiden Ashraf Ghani pada Senin (10/8) mengeluarkan keputusan untuk membebaskan kelompok terakhir tahanan.
Taliban tidak segera memberikan komentar. Mereka sebelumnya mengatakan akan bersedia melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah yang didukung AS di Qatar seminggu setelah pembebasan tahanan terakhir.
Taliban selalu menolak untuk berbicara dengan pemerintah dengan alasan menganggapnya sebagai "boneka" AS. [ah/ft]