Afghanistan: Taliban Harus Diajak Berunding Demi Perdamaian

Duta Besar Afghanistan untuk Pakistan, Omar Zakhilwal berbicara kepada media di Islamabad, Pakistan (foto: dok).

Rezim Taliban yang dikenal dengan ajaran islamnya yang ekstrim sebelum digulingkan oleh pasukan Amerika, kini telah terpecah menjadi banyak kelompok penjahat dan kriminal, kata duta besar Afghanistan untuk Pakistan, Omar Zakhilwal kepada VOA.

Taliban telah memperluas kawasan yang dikuasainya sejak pemerintah Afghanistan mengubah kebijakan keamanannya untuk melindungi kawasan-kawasan perkotaan. Karena penyelesaian secara militer tampaknya makin tidak mungkin, ada usaha untuk menarik Taliban supaya mau berunding.

“Perdamaian tidak bisa dicapai di bawah tekanan, tapi memerlukan banyak maksud baik kemauan yang positif,” kata duta besar Zakhilwal di Islamabad.

“Untuk merundingkan perdamaian, kita harus tahu siapa musuh kita, apa maksud dan tujuan mereka,” tambahnya.

Produksi heroin di kawasan yang dikuasai Taliban tahun ini mencapai tingkat tertinggi, dan hasilnya digunakan untuk membiayai pemberontakan, sehingga Amerika kembali melancarkan operasi untuk menghancurkan pabrik-pabrik pembuat narkoba.

Sementara, kelompok-kelompok teror lainnya, seperti ISIS, telah masuk lewat perbatasan dan beroperasi di dalam wilayah Afghanistan.

Namun, menurut duta besar Zakhilwal, ada harapan di antara para pemimpin Afghanistan bahwa sebagian pemimpin Taliban bisa diyakinkan supaya mau bersikap pragmatis dan bertindak demi kepentingan negara dan duduk di meja perundingan.

Taliban yang sekarang, bukanlah Taliban pimpinan Mullah Omar yang dulu, karena mereka kini telah menjadi cukong narkoba yang menyebarkan ketakutan di antara rakyat.

Sebagian mereka menentang pemerintah dengan satu dan lain alasan. Juga ada campur tangan asing, dan semua ini harus ditelaah dan dihadapi dengan baik, menurut Zakhilwal.

“Tokoh-tokoh Taliban yang tidak terlibat dalam kegiatan teroris bisa dirangkul dan diberi kesempatan yang sama dalam kehidupan politik seperti warga Afghanistan lainnya,” ujar Zakhilwal. [ii]