Airbus mendapat pesanan pesawat terbang senilai US$20 miliar dari maskapai penerbangan Lion Air di Indonesia.
PARIS —
Produsen pesawat terbang Eropa Airbus mendapatkan pesanan yang mencapai rekor senilai US$20 miliar (sekitar Rp 194,2 triliun) dari Lion Air di Indonesia, menurut para sumber pada Minggu (17/3), mematahkan cengkeraman Boeing pada salah satu maskapai penerbangan yang tumbuh paling pesat di dunia itu.
Menandakan semakin pentingnya maskapai berbiaya rendah di Asia untuk lapangan pekerjaan manufaktur berteknologi tinggi, kontrak pemesanan tersebut dilaporkan akan dilakukan Senin (18/3), disaksikan oleh Presiden Perancis Franciois Hollande.
Airbus sendiri enggan berkomentar soal hal ini.
Pemerintah Perancis mengatakan sebelumnya bahwa Hollande akan bertemu Direktur Eksekutif Airbus Fabrice Bregier Senin untuk merayakan “kontrak industrial besar,” namun tidak bersedia memberikan detail lebih jauh.
Peristiwa ini mirip dengan pesanan 201 pesawat Boeing dari Lion Air yang ditandangani di depan Presiden AS Barack Obama pada akhir 2011, yang memancing tuduhan dari Eropa bahwa ada tekanan politik dari AS. Baik pihak Washington maupun Boeing menyangkal tuduhan tersebut.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa pesanan Airbus seri A320 yang baru dari Lion Air, yang didirikan oleh pengusaha wisata Rusdi Kirana, dapat melewati jumlah pesanan Boeing.
Rusdi sendiri tidak dapat dimintai komentar.
Asia Tenggara telah muncul sebagai salah satu pasar tersubur untuk jet berjarak sedang yang dibangun oleh Airbus dan Boeing, seiring meningkatnya pendapatan dan pertumbuhan kelas menengah yang mendorong lalu lintas udara. Pasar penerbangan di Indonesia sendiri saat ini tumbuh 21 persen setiap tahun.
Surat kabar Perancis, Les Echos, melaporkan dalam edisi Senin bahwa pemesanan tersebut, untuk lebih dari 200 jet Airbus, akan termasuk banyak jenis A320 yang hemat bahan bakat, masing-masing seharga $100 juta. (Reuters/Ingrid Melander dan Tim Hepher)
Menandakan semakin pentingnya maskapai berbiaya rendah di Asia untuk lapangan pekerjaan manufaktur berteknologi tinggi, kontrak pemesanan tersebut dilaporkan akan dilakukan Senin (18/3), disaksikan oleh Presiden Perancis Franciois Hollande.
Airbus sendiri enggan berkomentar soal hal ini.
Pemerintah Perancis mengatakan sebelumnya bahwa Hollande akan bertemu Direktur Eksekutif Airbus Fabrice Bregier Senin untuk merayakan “kontrak industrial besar,” namun tidak bersedia memberikan detail lebih jauh.
Peristiwa ini mirip dengan pesanan 201 pesawat Boeing dari Lion Air yang ditandangani di depan Presiden AS Barack Obama pada akhir 2011, yang memancing tuduhan dari Eropa bahwa ada tekanan politik dari AS. Baik pihak Washington maupun Boeing menyangkal tuduhan tersebut.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa pesanan Airbus seri A320 yang baru dari Lion Air, yang didirikan oleh pengusaha wisata Rusdi Kirana, dapat melewati jumlah pesanan Boeing.
Rusdi sendiri tidak dapat dimintai komentar.
Asia Tenggara telah muncul sebagai salah satu pasar tersubur untuk jet berjarak sedang yang dibangun oleh Airbus dan Boeing, seiring meningkatnya pendapatan dan pertumbuhan kelas menengah yang mendorong lalu lintas udara. Pasar penerbangan di Indonesia sendiri saat ini tumbuh 21 persen setiap tahun.
Surat kabar Perancis, Les Echos, melaporkan dalam edisi Senin bahwa pemesanan tersebut, untuk lebih dari 200 jet Airbus, akan termasuk banyak jenis A320 yang hemat bahan bakat, masing-masing seharga $100 juta. (Reuters/Ingrid Melander dan Tim Hepher)