Pengembangan industri kreatif menjadi fokus kunjungan Presiden Joko Widodo di Republik Korea sejak Minggu (15/5) hingga Rabu (18/5). Presiden Joko Widodo saat masih berada di Seoul Korea Selatan mengatakan ingin segera merealisasikan kerja sama bidang industri dan ekonomi kreatif dengan Korea Selatan.
"Dengan Republik Korea kita ingin konsentrasi di satu saja yaitu di kreatif ekonomi, kreatif industri. Oleh kebab itu kita ingin kerjasama itu bisa terealisasi secepat-cepatnya," kata Presiden Jokowi.
Presiden menegaskan Indonesia juga memiliki potensi besar di bidang tradisi dan budaya dan tidak kalah dari bangsa lain.
"Karena kita mempunyai potensi, mempunyai kekuatan terutama tradisi dan budaya. Ini yang perlu diangkat.Semuanya akan kita sambung-sambungkan. Mungkin swasta dengan swasta, BUMN dengan BUMN, Pemerintah dengan Pemerintah, semuanya. Karena semakin melihat, semakin tahu bahwa kita mempunyai potensi yang besar," lanjutnya.
Presiden juga memaparkan, Indonesia mempunyai banyak cerita sejarah masa lalu di zaman kerajaan. Hal itu menurut Presiden bisa menjadi prioritas dan potensi kerjasama pengembangan ekonomi kreatif.
"Saya kira kita selama ini sudah berhenti lama. Tidak fokus, tidak memberikan prioritas, sebetulnya kekuatan yang kita punyai .. Saya beri contoh tadi masalah yang berkaitan dengan drama, tradisi, kita mempunyai cerita-cerita yang banyak sekali ribuan banyaknya. Dari satu kerajaan ke kerajaan yang lain. Kita kan punya 148 keraton. Di situ saja ceritanya macam-macam, belum lagi cerita tentang kepahlawanan. Cepat kerjasama dan dimulai. Saya senang seperti itu," kata Presiden Jokowi.
Presiden menambahkan, pengembangan potensi lokal melalui pengenalan sejarah masa lalu, tradisi dan budaya Indonesia melalui kerjasama bidang ekonomi kreatif, secara tidak langsung akan menumbuhkan rasa kebanggaan dan cinta tanah air.
"Lokal konten yang nantinya akan kita harapkan nanti pada akhir hasilnya nanti adalah pembangunan karakter manusia nya. Artinka kita menjadi cinta pada traduzi kita, kita cinta pada identitas kita sendiri, lalu kita cinta pada jati diri kita sendiri," lanjut Presiden.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Korea Selatan ini menambahkan, ada keinginan dari Korea dalam hal ini pihak Lotte untuk meningkatkan impor buah-buahan terutama pisang dan manga dalam skala besar.
Your browser doesn’t support HTML5
"Lotte ada keinginan untuk impor buah-buahan segar. Dua jenis buah-buahan yang sangat diminati oleh Lotte adalah pisang dan mangga. Di masa datang kita akan lihat ekspor Indonesia untuk buah-buahan ke Republik Korea ini semakin besar. Sejauh ini mereka sudah mengimpor senilai 9 juta dollar Amerika, dan akan dinaikan menjadi 12 juta dolar Amerika," kata Menlu Retno Marsudi.
KunjunganPresiden Jokowi ke Korea Sellata ini juga menghasilkan invests produsen baja terbesar di dunia asal Korea, Posco, melalui kerjasama dengan perusahaan baja Indonesia Krakatau Steel.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menjelaskan, Posco dan Krakatau Steel bekerjasama melakukan produksi 10 juta ton steel cluster. Kerja sama ini adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor baja, karena lebih dari 50 persen baja sejauh ini masih diimpor.
"Dengan membaiknya harga baja kemudian berkurangnya supply dari China, itu menjadi salah satu potensi dimana Krakatau-Posco akan mulai mencapai targetnya 10 juta ton. Dan diharapkan tahun ini di bulan Agustus akan mulai groundbreaking untuk perluasan HSM yang ke 2. Diharapkan campai dengan 2019 sudah bisa memproduksi 5 sampan 6 juta ton," kata Franky.
Franky menambahkan ada kesepakatan bisnis senilai USD 18 miliar dalam rangkaian kunjungan Presiden Jokowi di Korea Selatan. Kesepakatan bisnis itu terdiri dari pernyataan komitmen investasi dari 6 perusahaan Korea Selatan senilai USD 15,8 miliar dan 4 Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara perusahaan Korea Selatan dan Indonesia senilai USD 2,2 miliar. Kesepakatan bisnis tersebut meliputi sektor kelistrikan termasuk, energi terbarukan, industri pakan ternak, industri film, industri sepatu, dan industri farmasi
Di hari terakhir kunungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan Rabu (17/5), Presiden Jokowi mendapatkan penghargaan dari Asia Journalist Association (AJA). Penghargaan diberikan oleh President of Journalist Association of Korea, Lee Sang-ki.
Bertolak ke Rusia
Setelah melakukan kunjungan kenegaraan di Seoul, Republik Korea selama 3 hari, Rabu (18/5) pagi 2016, waktu setempat, Presiden Joko Widodo bertolak menuju Sochi, Republik Federasi Rusia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin.
Selain itu, kunjungan ke salah satu kota tujuan wisata terkenal di Rusia ini adalah untuk menghadiri gelaran Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Rusia (ASEAN-Russia Summit 2016) yang dilaksanakan pada tangal 17-20 Mei 2016.
Kedua kepala negara akan menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kesepahaman antara Indonesia dan Rusia yaitu kerja sama di bidang pertahanan, pengelolaan arsip, kebudayaan, dan perikanan. [aw/uh]