Akhundzada, Pemimpin Misterius Taliban, Miliki Kuasa Layaknya Tuhan di Afghanistan

Dalam foto yang dirilis pada 2016, tampak pemimpin Taliban Afghanistan Mawlawi Hibatullah Akhundzada. (Foto: Afghan Islamic Press via AP, File)

Hibatullah Akhundzada secara resmi disebut sebagai pemimpin Emirat Islam Afghanistan, komandan orang beriman, dan cendekiawan Al Quran dan hadis.

Kata-katanya yang ditulis atau diucapkan adalah hukum yang tinggi dan ditegakkan dengan keras oleh rezim yang tidak memiliki undang-undang atau batasan pada kekuasaan pemimpin tertingginya.

BACA JUGA: Penggagas Sekolah Perempuan Afghanistan Ditangkap di Kabul

Kecuali beberapa pejabat senior Taliban yang mengaku pernah melihatnya secara langsung, Akhundzada, yang diyakini kini berusia 70-an, adalah teka-teki bagi warga Afghanistan dan dunia, karena tidak ada informasi tentang laki-laki yang memerintah Afghanistan tanpa dilihat, dipilih atau bertanggung jawab kepada siapapun.

Foto seorang pria berjenggot hitam panjang dan mengenakan sorban putih, diyakini diambil pada tahun 1990 untuk syarat pembuatan paspor, adalah satu-satunya foto Akhundzada yang beredar di media. Namun foto itu tidak pernah secara resmi dipastikan sebagai foto asli dirinya.

Bulan ini, Akhundzada, yang dikabarkan tinggal di provinsi Kandahar, mengeluarkan dekrit yang melarang pembagian dan penjualan tanah publik kecuali atas perintahnya. Dekrit itu secara efektif mengganggu seluruh birokrasi negara atas pengelolaan lahan di ibu kota, Kabul.

Dari menunjuk para menteri dan hakim hingga memilih pimpinan distrik, Akhundzada memutuskan segalanya dalam rezim Taliban. Apakah atau kapan Taliban akan mengizinkan anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah dan perempuan diperbolehkan bekerja adalah masalah yang hanya akan diselesaikan atas perintah Akhundzada.

"Yang pertama, dia takut akan Allah," ujara Shahabudin Dilawar, Menteri Pertambangan Taliban, kepada wartawan Afghanistan ketika membicarakan karakter Akhundzada.

BACA JUGA: Taliban Diminta Hindari Nepotisme

"Kedua, dia paham tentang hadis. Dia penafsir Al Quran. Dia adalah seorang faqih (ahli hukum dalam Islam). ... Dalam jihad sebelumnya, putranya menjadi martir dalam serangan bom (bunuh diri) ketika ia menjadi seorang emir."

Identitas anak laki-laki Akhundzada yang melancarkan serangan tersebut masih belum diketahui oleh publik, termasuk informasi soal keluarganya. Seperti yang dikabarkan, Akhundzada memiliki dua orang istri dan 11 anak, namun belum ada konfirmasi resmi mengenai informasi yang beredar tersebut. [ps/ka/rs]