Alexey Navalny, pejuang anti-korupsi dan pengecam keras kebijakan Kremlin, mengumumkan akan ikut pemilihan presiden tahun 2018, ketika masa jabatan Vladimir Putin berakhir.
“Sejak tahun 1996 tidak ada pemilihan umum yang serius di Rusia,” kata Navalny ketika mengumumkan pencalonannya lewat YouTube.
“Saya akan ikut dalam pemilihan presiden dan saya akan berjuang untuk menang,” katanya.
Jika berhasil, katanya kepada VOA, ia akan menjadikan Rusia sebagai “negara demokrasi yang normal, yang akan berjuang untuk menjadi pemimpin di Eropa.”
“Tapi saya kira Rusia jangan mengancam negara mana pun atau berperang melawan siapa pun,” katanya, menambahkan bahwa kekuatan Rusia lebih baik dipusatkan pada ekonomi dan bukan kekuatan militer.
Navalny, pengacara yang pandai berorasi telah mengecam kelompok Rusia Bersatu pimpinan Putin sebagai “partainya penjahat dan penipu.” Pernyataan itu dengan cepat menjadi simbol perjuangan dan aksi-aksi demonstrasi jalanan.
Yayasan Anti-Korupsi yang dipimpinnya sejak tahun 2011 telah membuat jengkel kelompok pendukung Putin. Yayasan itu secara rutin menyiarkan laporan-laporan tentang korupsi dan cara hidup berlebihan para pejabat yang dekat dengan Putin.
Sebuah video yang disiarkan belum lama ini mengejek Wakil Perdana Menteri Igor Shuvalev yang menggunakan pesawat jet pribadi untuk menerbangkan anjing-anjing Corgi istrinya untuk mengikuti pertunjukan anjing di seluruh dunia.
Namun, meskipun Navalny telah memulai kampanyenya, timbul pertanyaan apakah Kremlin akan mengizinkannya untuk ikut pemilu. Tokoh oposisi itu telah menghadapi banyak tuntutan hukum di pengadilan, yang kata Navalny, semuanya bohong dan dibuat-buat, untuk meredam ambisi politiknya.
Menurut peraturan Rusia, seseorang yang dijatuhi hukuman tidak akan diizinkan mencalonkan diri menjadi pejabat pemerintahan. [isa/sp]