Amerika dan India Minta Pakistan Berantas Pangkalan Teroris

  • David Gollust

Menlu India S.M. Krishna berbincang dengan Menlu AS Hillary Rodham Clinton sebelum dimulainya dialog strategis antara kedua negara di New Delhi, India (19/7).

Menlu AS Hillary Clinton dan Menlu India S.M. Khrisna meminta Pakistan untuk melakukan lebih banyak lagi untuk memberantas pangkalan-pangkalan teroris di wilayah itu. Permintaan disampaikan di tengah penyelesaian dialog strategis kedua negara yang juga memusatkan perhatian pada Afghanistan dan kerjasama nuklir Amerika-India.

Menlu Clinton mengatakan Amerika menganggap Pakistan sebagai “sekutu utama” dalam perang melawan teror. Tapi dalam jumpa pers dialog bilateral, Selasa, Menlu AS tersebut setuju dengan rekannya dari India yang mengatakan Pakistan perlu memberantas tempat-tempat persembunyian teroris demi kepentingan Pakistan sendiri dan negara-negara lain di wilayah itu.

Kunjungan Menlu Clinton ke India dilakukan kurang dari seminggu setelah pemboman terkoordinasi menewaskan 200 orang di Mumbai. Itu adalah serangan paling serius sejak serangan teroris tahun 2008 di Mumbai yang dilakukan beberapa lelaki bersenjata dari Pakistan yang menewaskan lebih dari 160 orang.

Menlu Clinton menyambut upaya bersama India-Pakistan untuk melanjutkan perundingan damai setelah serangan tahun 2008. Clinton juga mengatakan Amerika menghendaki hubungan jangka panjang dengan Pakistan berdasarkan pada kepentingan bersama, termasuk pengakuan bahwa AS tak dapat mentoleransi tempat-tempat persembunyian teroris di manapun itu berada.

“Dalam kunjungan saya ke Pakistan, termasuk yang baru-baru ini, kami menjelaskan kepada pemerintah Pakistan bahwa menghadapi berbagai kekerasan ekstrimis adalah kepentingan Pakistan. Kami tidak setuju bahwa teroris harus punya tempat yang aman atau ditoleransi oleh pemerintah manapun, karena kalau dibiarkan, akibat kegiatan dan intimidasi teroris semacam itu akan sulit diatasi dan dikendalikan," ujar Menlu Clinton.

Pemerintah India tidak merahasiakan kekhawatirannya bahwa rencana penarikan tentara Amerika dan NATO dari Afghanistan bisa memulihkan kekuasaan Taliban yang anti-India dan mengorbankan kelompok-kelompok Afghanistan yang dianggap dekat dengan India.

Menlu Clinton mengatakan Amerika tetap berkomitmen untuk memperluas kerjasama dengan India dibawah kesepakatan kedua negara tahun 2008 mengenai energi nuklir sipil. Tapi, ia juga mendesak pemerintah India untuk merevisi hukum ganti rugi kecelakaan nuklir yang menurut Amerika terlalu memberatkan pemasok PLTN dan bukan operator nuklir India yang telah mendorong perusahaan-perusahaan Amerika keluar dari pasar India.

Dialog ini adalah yang kedua kalinya berlangsung di bawah kesepakatan kerjasama strategis yang dimulai dua tahun lalu.