Amerika Serikat menyerukan penyelidikan yang seksama dan transparan mengenai konfrontasi di propinsi Xinjiang, China barat-laut, yang menyebabkan 21 orang tewas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Patrick Ventrell mengatakan Amerika “sangat prihatin” mengenai kekerasan hari Selasa (24/4) yang disebut Beijing sebagai “serangan teroris” itu.
Bentrokan tersebut mulai terjadi ketika warga setempat menemukan apa yang disebut media pemerintah sebagai “orang-orang yang mencurigakan dan sejumlah pisau” di sebuah rumah di kabupaten Kashgar di bagian barat propinsi itu.
Lima belas polisi dan pejabat tewas dalam kekerasan yang terjadi kemudian, sementara enam orang anggota komplotan tewas ditembak. Delapan orang lainnya ditangkap. Seorang pejabat propinsi mengatakan kepada VOA bahwa insiden itu “tindakan kekerasan teror yang direncanakan.”
Bentrokan tersebut mulai terjadi ketika warga setempat menemukan apa yang disebut media pemerintah sebagai “orang-orang yang mencurigakan dan sejumlah pisau” di sebuah rumah di kabupaten Kashgar di bagian barat propinsi itu.
Lima belas polisi dan pejabat tewas dalam kekerasan yang terjadi kemudian, sementara enam orang anggota komplotan tewas ditembak. Delapan orang lainnya ditangkap. Seorang pejabat propinsi mengatakan kepada VOA bahwa insiden itu “tindakan kekerasan teror yang direncanakan.”