Sementara Amerika dan Rusia berusaha mewujudkan gencatan senjata di Suriah, mencakup Aleppo, kota yang diperebutkan, militer Suriah dibawah Presiden Bashar al-Assad mengindikasikan akan ada perpanjangan sementara.
Pemberontak Suriah menuduh Rusia menggunakan artileri untuk mendukung serangan selama dua minggu. Tetapi sementara Assad jelas-jelas ingin menaklukkan Aleppo, kota terbesar di Suriah, analis Rusia berpendapat, gengsi internasional adalah tujuan utama Kremlin.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pekan ini menyuarakan harapan akan gencatan senjata, demikian pula Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, yang hari Senin bertemu Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry di Jenewa. Lavrov menyatakan, pembentukan pusat pemantauan gabungan Rusia-Amerika bagi gencatan senjata Suriah, akan dibahas langsung oleh militer kedua negara. Kerry menyebutnya peningkatan staf pendukung. [ka/al]