Tingkat pengangguran di 17 negara pengguna mata uang Euro mencapai rekor baru, tetapi pemimpin-pemimpin Eropa menyuarakan keyakinan bahwa krisis hutang pemerintah selama dua tahun di benua itu hampir berakhir.
Uni Eropa mengatakan tingkat pengangguran di zona Euro mencapai 10,7 persen pada bulan Januari, atau angka terburuk sejak Euro pertama kali digunakan 13 tahun lalu. Angka pengangguran tertinggi ini tercatat di bagian selatan zona Euro, dimana Spanyol membukukan tingkat pengangguran terburuk yaitu 23 persen, disusul Yunani dengan 20 persen, sementara tingkat pengangguran yang lebih rendah terjadi di negara-negara di Eropa Utara.
Pemberlakuan anggaran yang ketat di seluruh negara-negara zona Euro telah membantu mengatasi defisit pemerintah, tapi juga memberi tekanan baru kepada para pekerja dan pensiunan di Eropa karena pekerjaan publik berkurang, sementara upah – dana pensiun dan pengeluaran untuk program sosial telah dipangkas.
Menjelang KTT Uni Eropa selama dua hari di Brussels, Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy mengatakan tingginya angka pengangguran dan langkah-langkah penghematan “mengancam persatuan Eropa” dan “merusak gagasan Eropa itu sendiri”. Ia menambahkan Eropa harus “mengatasi ketidaksetaraan dan kemiskinan”.
Tetapi Herman Van Rompuy juga menyampaikan keyakinannya bahwa meskipun krisis utang pemerintah Eropa “belum berakhir”, namun benua itu “telah mencapai titik balik”. Ia menambahkan para pemimpin Eropa – yang siap menandatangani perjanjian baru untuk memberi Uni Eropa gambaran perkiraan anggaran masing-masing negara – harus tetap waspada. Namun katanya “semua yang dilakukan telah membuahkan hasil”.
Tiga negara zona Euro terpaksa menerima dana talangan internasional – yaitu Yunani sebanyak dua kali, sementara Irlandia dan Portugal sebanyak satu kali – untuk membiayai pemerintah masing-masing. Yunani saat ini masih berupaya memenuhi tuntutan para kreditor internasional sebelum menerima dana talangan baru sebesar 173 milyar dollar, yang kedua dalam dua tahun.
Tetapi Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barosso mengatakan pemerintah Yunani akan pulih.
“Saya tahu ada keraguan di luar Yunani dan kadangkala di dalam negeri Yunani sendiri, tentang kesuksesan program ini. Tetapi pertanyaan saya adalah – apa yang membuat Yunani tidak mampu melakukannya? Kenapa tidak mampu? Saya yakin Yunani mampu melakukan reformasi structural. Kita telah melihat pada banyak negara lain bagaimana mereka mampu melakukannya, demikian pula Yunani. Saya yakin. Lakukanlah dan saya yakin – secara bersama-sama kita bisa mensukseskannya,” ujar Barosso.
Sementara Perdana Menteri Sementara Yunani, Lucas Papademos mengatakan dana talangan baru dan penghapusan lebih dari separuh hutang swasta Yunani – yang bernilai 142 milyar dollar – akan membantu negaranya pulih.