Dengan tema D’Jakarta, Anniesa menampilkan 48 koleksi busana terdiri dari 38 busana ready to wear dan 10 busana gaun malam. Dengan gaya modest muslim, karya Anniesa menjadi primadona dalam acara fashion paling bergengsi di New York, yang melambungkan nama desainer Michael Kors, Marchesa dan Betsy Johnson.
Kehadiran Anniesa memang cukup mengejutkan. Anniesa diundang karena karya-karya Anniesa awalnya hanya dikenal dikalangan industri Couture Fashion yang digelar di kota yang sama.
“Pertama, aku show di Couture Fashion Week, aku ikut sampai dua atau tiga kali. Ada Event Organizer dari Couture Fashion Week menyarankan untuk maju ke ajang yang lebih bergengsi lagi yaitu New York Fashion Week The Show. Artinya, ini adalah main show dari seluruh rangkaian Fashion Week. Ini top levelnya”, ujar Anniesa yang melihat New York mempunyai pasar industri muslim yang bagus.
“Setelah melihat karya aku sebelumnya di New York Couture Fashion dengan tema Pearl Asia, produser dari New York Fashion Week sangat tertarik. Lalu kita diajak ikut kurasi, presentasi dan sebagainya. Hasilnya, di luar dugaan, mereka sangat senang karena menurut mereka ini adalah pertama kali pertama modest wear ada di New York Fashion Week”, kata Anniesa yang mulai menjual rancangannya di butik Indonesia Fashion Gallery (IFG) di kota New York.
“Saya tidak mengenal desainer ini. Tapi saat melihat koleksi rancangannya, luar biasa. Sangat indah. Saya sangat menyukai kombinasi warna biru dan detilnya," kata kritikus dan kurator fashion, Megan Gallhehar dari majalah Global Glam.
Sementara fashion blogger Rania Habeggar, dari Artitute Website sangat menyukai Pattern dari jahitan Anniesa.
“Saya pikir Anniesa akan sukses di New York karena publik sekarang menyukai hal-hal yang detil. Mereka ingin mendapatkan desain yang unik,” ujar Rania yang mengambil beberapa foto untuk media sosial.
Anniesa memang perancang mode pertama Indonesia yang mampu menembus ajang resmi New York Fashion Week (NYFW) yang diselenggarakan oleh IMG. NYFW diperkenalkan pertama kali pada tahun 1943 oleh produser fashion Elanor Lambert dengan tujuan menjadikan New York sebagai kiblat fashion dunia, menyaingi Paris dan Milan.
Pada tahun 2001 franchise NYFW dibeli oleh IMG, sebuah perusahaan manajamen hiburan di New York yang semakin melambungkan nama NYFW dengan sponsor besar seperti Mercedes Bens, Lexus dan sebagainya. Sejak itu NYFW menjadi mimpi para desainer untuk bisa tampil karena di ajang ini seluruh buyers dari gerai toko retail hadir seperti DKNY, Fallon, Michael Kors dan lainnya.
“Aku berharap, kalau ini sudah jalan dan ini rezeki aku ya Alhamdulillah,” ujar Anniesa yang dalam NYFW kali ini mendapatkan kesempatan untuk show tunggal.
NYFW juga menggelar karya perancang mode terkenal lainnya seperti Jenny Packham, Dennis Basso dan para finalis dari Project Runway.
“Saya senang melihat Anniesa menjadi desainer Indonesia pertama yang tampil di New York Fashion Week, the show,” kata Nicole Doswell dari top agensi New York, Riviere Agency.
“Bagus sekali. Ini bukan hanya sebuah detail dari mode tapi sebuah karya seni. Kombinasi antara tradisional fashion dengan modern muslim. Saya datang ke berbagai pertunjukkan di NYFW, tapi saya tidak pernah melihat ada desainer yang menerima Standing Ovation seperti Anniesa,” ujar kritikus mode di New York dan Paris, David Serero.
Anniesa bersama suami Andika yang mendukung penuh untuk berbisnis fashion di New York, masih akan berada di kota ini untuk beberapa hari menemui para buyers dan media yang ingin wawancara.
“Aku ingin fokus ke ready to wear supaya bisa diterima di pasar sini. Semua ini untuk membawa nama Indonesia,” kata Anniesa yang dalam NYFW ini telah membuat sejarah dalam industri fashion Indonesia di kota New York. [nr]