Apakah Militer Korsel Bersekongkol Lakukan Kudeta untuk Pertahankan Presiden Terdahulu?

ARSIP – Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dalam sebuah unjuk rasa yang menuntut Presiden Korea Selatan saat itu, Park Geun-hye, untuk mengundurkan diri, Seoul, Korea Selatan, 19 November 2016 (foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)

Presiden Korea Selatan telah memerintahkan sebuah penyelidikan setelah seorang anggota parlemen mengungkap sebuah dokumen yang ditulis oleh sebuah unit militer yang memperlihatkan rencana untuk menerjunkan pasukan di Seoul di tengah protes-protes besar tahun lalu untuk menggulingkan pendahulunya yang konservatif, yang kini di penjara atas dakwaan korupsi.

Dokumen itu menggambarkan respon militer terhadap protes-protes baik yang mendukung maupun menentang mantan presiden Park Geun-hye. Para pengamat khawatir militer ketika itu merencanakan darurat militer dan bahkan kudeta untuk menjaga ketertiban.

Kenangan akan kediktatoran yang brutal yang memenjarakan, menyiksa dan mengeksekusi para pembangkang masih jelas bagi banyak warga Korea Selatan, dan tuduhan-tuduhan semacam itu masih membuat resah. Namun sebagian besar pakar mengatakan kemungkinan akan terjadi kudeta di Korea Selatan, salah satu negara demokrasi terkaya di Asia, sangat rendah. [vm/jm]