Enam tentara Armenia ditangkap Azerbaijan pada Kamis (27/5). Ini yang terbaru dari rangkaian insiden perbatasan yang meningkat setelah perang tahun lalu atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Amerika meminta kedua pihak menyelesaikan situasi "dengan segera dan secara damai."
Bentrokan itu terjadi pada saat yang sulit bagi Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menjelang pemilu bulan depan. Dia meminta pengamat internasional di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.
Kementerian pertahanan Armenia mengatakan pasukannya sedang melakukan pekerjaan teknik di wilayah perbatasan ketika tentara Azerbaijan "mengepung dan menangkap enam prajurit."
BACA JUGA: Biden Akui Pembantaian Warga Armenia Satu Abad Lalu Sebagai GenosidaNamun, militer Azerbaijan mencap tentara Armenia sebagai "kelompok pengintai dan sabotase". Dikatakan, mereka telah "memasang ranjau di rute pasokan yang mengarah ke posisi tentara Azerbaijan" sehingga "dikepung, dilucuti, dan ditawan."
"Situasinya tegang dan eksplosif," kata Pashinyan dalam kunjungan ke wilayah Gegharkunik timur, tempat tentara-tentara ditangkap. Berbicara secara terpisah pada pertemuan dewan keamanan, perdana menteri menyarankan penempatan pengamat internasional di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.
Amerika menyatakan prihatin atas ketegangan yang meningkat, menyerukan pembebasan enam tentara dan kedua pihak kembali ke meja perundingan.[ka/jm]