AS Akan Buka Kembali Perbatasan Darat dengan Kanada dan Meksiko Bulan November

Truk dari Canada menunggu saat akan melintasi perbatasan menuju Amerika Serikat di Derby Line Vt, 18 Maret 2020. AS akan membuka kembali perbatasan ini bulan November mendatang, setelah ditutup akibat pandemi COVID-19. (AP Photo/Wilson Ring).

AS akan mengumumkan pada hari Rabu (13/10) mengenai pembukaan kembali perbatasan daratnya dengan Kanada dan Meksiko bagi pengunjung yang telah divaksinasi penuh mulai bulan depan.

Perbatasan itu telah ditutup di semua penyeberangan mobil, kereta dan feri sejak Maret 2020 karena pandemi COVID-19, dengan pengecualian perjalanan esensial seperti perdagangan.

Pencabutan pembatasan bagi para pengunjung nonesensial di perbatasan darat ini dilakukan hanya beberapa pekan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan akan mengizinkan warga negara asing yang telah divaksinasi lengkap untuk terbang ke AS mulai bulan depan. Tanggal pasti bagi pemberlakuan peraturan baru itu belum ditetapkan.

Para pejabat pemerintah yang berbicara secara anonim kepada wartawan mengatakan bahwa mereka yang berupaya memasuki AS secara ilegal akan terus menjadi sasaran dari apa yang disebut perintah Title 42 yang diberlakukan oleh mantan presiden Donald Trump, yang kata para aktivis imigrasi melarang migran melintasi perbatasan sebelum mereka dapat mengajukan permohonan suaka.

Pemerintahan Biden telah mendapat tekanan dari para legislator AS, serta Kanada dan Meksiko, untuk mencabut pembatasan-pembatasan yang menurut mereka telah memisahkan keluarga dan menghilangkan miliaran dolar penghasilan AS dari sektor pariwisata.

BACA JUGA: Menparekraf Pastikan Kesiapan Bali Terima Wisman 14 Oktober

Sementara itu, Bali bersiap menyambut kedatangan pengunjung internasional dari beberapa negara ke pulau tersebut pada hari Kamis, setelah ditutup selama lebih dari setahun karena pandemi.

Para pengunjung dari China, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan dan Uni Emirat Arab akan diharuskan menunjukkan bukti telah divaksinasi lengkap, menjalani tes COVID pada saat kedatangan dan karantina di kamar hotel mereka selama sedikitnya lima hari.

Sebuah laporan di The New York Times edisi Selasa (12/10) menyebutkan Organisasi Kesehatan Dunia akan membentuk tim pakar baru untuk menyelidiki asal usul pandemi COVID-19 yang telah membuat lebih dari 238 juta orang jatuh sakit di seluruh dunia, termasuk 4,8 juta yang meninggal, kata Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.

BACA JUGA: China ‘Terkejut’ oleh Rencana WHO Selidiki Asal Mula COVID

The Times menyatakan tim penasihat baru itu akan mencakup para spesialis dalam bidang seperti keamanan laboratorium dan keselamatan hayati, suatu pengakuan terhadap adanya spekulasi di kalangan pemerintah negara-negara Barat yang mendesak untuk mempertimbangkan apakah virus itu muncul dari sebuah laboratorium di Wuhan, kota di bagian tengah China , di mana virus itu pertama kali dideteksi pada akhir 2019.

Satu tim penyelidik yang dikirim ke Wuhan awal tahun ini menyimpulkan wabah itu kemungkinan besar dimulai dengan penularan dari hewan ke manusia. Tetapi laporan itu dikritik banyak pihak yang menyebutnya tidak lengkap, terutama karena penolakan pemerintah China untuk bekerja sama dalam penyelidikan itu. Pada bulan Juli, seorang pejabat kesehatan senior China menolak rencana mendatang WHO untuk mempelajari asal usul COVID-19.

Komunitas intelijen AS diperintahkan oleh Presiden Biden untuk mencari tahu sendiri asal usul pandemi, tetapi kabarnya tim ini memberitahu presiden bahwa mereka tidak dapat mencapai kesimpulan yang pasti. [uh/ab]