AS akan Minta Kuba Kurangi Staf Kedutaannya secara Drastis

Kedutaan Kuba di Washington DC (Foto: dok).

Amerika Serikat akan meminta atau memerintahkan pemerintah Kuba untuk mengurangi pegawai kedutaannya di Washington, menurut beberapa laporan media yang dikutip dari sumber-sumber pemerintahan Trump. Laporan tersebut muncul kurang dari seminggu setelah AS mengurangi kehadiran diplomatiknya di Havana terkait serangan misterius terhadap personil AS di Kuba.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan kepada VOA agar “tetap mengikuti perkembangan” ketika ditanya apakah akan diumumkan sebuah pernyataan terkait masalah itu pada hari Selasa.

Menurut kantor berita Associated Press, Amerika akan meminta Kuba untuk menarik 60 persen stafnya dari Washington, sementara Miami Herald dan Reuters mengatakan pemerintahan Trump akan memerintahkan kepada Kuba untuk mengurangi sepertiga staf kedutaannya.

Hari Jumat (30/9) Departemen Luar Negeri Amerika mengumumkan akan melakukan penarikan seluruh personel diplomatik non-esensial (yang tidak terlalu diperlukan) keluar dari Kuba sebagai reaksi atas “serangan kesehatan” terhadap 21 diplomat Amerika di Havana.

Dalam beberapa bulan terakhir, pegawai-pegawai diplomatik tersebut melaporkan berbagai gejala termasuk hilangnya pendengaran, pusing kepala, berbagai masalah kognitif dan sulit tidur. Dalam sebuah pernyataan mengenai pengurangan jumlah staf Amerika itu, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengatakan para penyidik tidak dapat menentukan penyebab masalah kesehatan itu dan pihak yang mungkin bertanggungjawab.

Sejauh ini, Amerika Serikat tidak secara resmi menuduh Kuba sebagai pelaku di balik serangan-serangan itu, tapi Departemen Luar Negeri Amerika sudah mengusir dua orang diplomat Kuba bulan Mei setelah serangan pertama terungkap, dengan alasan Kuba telah gagal melindungi keselamatan para diplomat di tanah Kuba.

Kuba telah menyangkal terlibat dalam serangan-serangan itu dan mengatakan bersedia untuk bekerjasama dengan penyidikan pihak Amerika Serikat. [mg/lt]