Pemerintah Jerman mengonfirmasi pada hari Rabu (25/1) bahwa pihaknya akan mengirimkan tank tempur Leopard 2 ke Ukraina dan minta negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Pernyataan itu mengatakan bahwa tank-tank yang hendak dikirim ke Ukraina berasal langsung dari stok militer Jerman. Dikatakan juga bahwa pasukan Ukraina akan segera memulai pelatihan di Jerman, dan bahwa Jerman juga akan menyediakan logistik dan amunisi.
Berbicara kepada parlemen Jerman, Kanselir Olaf Scholz mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah “konsultasi intensif” dengan sekutu-sekutu negara itu.
BACA JUGA: AS Dikabarkan akan Resmi Umumkan Komitmen Kirim Tank Canggih ke Ukraina“Dan itu juga berlaku untuk keputusan terbaru yang dibuat pemerintah Jerman. Kami akan menyediakan tank tempur Leopard 2 untuk Ukraina. Ini adalah hasil konsultasi intensif, dengan sekutu dan mitra internasional kami. Dan saya ingin mengatakan dengan tegas bahwa kami tidak mau membiarkan masalah ini berlarut-larut, dan kami mengandalkan pada kerja sama yang erat dalam masalah seperti ini,” ujar Scholz.
Menyusul keputusan Berlin untuk memasok Ukraina dengan tank Leopard 2, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang sedang diwawancarai pada hari Rabu (25/1), sangat gembira dan mengucapkan terima kasihnya.
“Juru bicara saya baru saja memberi tahu saya bahwa Scholz telah setuju untuk memberi kami tank Leopard. Saya akan menelepon dia setelah wawancara ini. Saya sangat senang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat karena telah membuat keputusan ini. Secara keseluruhan saya sangat berterima kasih kepada dunia atas dukungannya untuk Ukraina. Tetapi terus terang, jumlah tank dan jangka waktu penyerahannya kepada Ukraina sangat penting,” kata Zelenskyy.
BACA JUGA: Sekutu Putin Ancam Pasokan Senjata Baru Barat ke Kyiv akan Timbulkan Malapetaka DuniaSetelah berminggu-minggu dalam keraguan sehingga mengundang ketidaksabaran di antara sekutu-sekutu Jerman, negara itu Rabu mengumumkan pada tahap awal akan memberi Ukraina satu kompi tank Leopard 2 A6, yang terdiri dari 14 tank, dari stoknya sendiri.
Target yang ingin dicapai adalah: Jerman dan sekutu-sekutunya memberi Ukraina dua batalyon, atau 88 tank.
Keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu itu muncul setelah para pejabat AS mengatakan pada Selasa bahwa kesepakatan awal telah dibuat bagi Amerika Serikat untuk mengirim tank M1 Abrams guna membantu pasukan Ukraina memukul mundur pasukan Rusia yang terus bercokol di wilayah timur negara itu hampir setahun setelah Rusia menginvasi negara tetangganya itu.
Keputusan Amerika itu merupakan bagian dari kesepahaman diplomatik dengan Jerman terkait sumbangan tank Leopard 2 ke Ukraina.
Seorang pejabat AS yang mengetahui kesepahaman itu mengatakan kepada VOA pada hari Selasa bahwa Gedung Putih sedang berusaha menyelesaikan rencana untuk mendapatkan tank-tank yang diinginkan oleh Ukraina, meskipun mungkin perlu waktu sebelum Kyiv dapat menerima pengiriman dan menggunakannya di medan tempur.
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tank-tank M1 Abrams kemungkinan akan disediakan melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina (Ukraine Security Assistance Initiative/USAI). Dana tersebut memungkinkan Departemen Pertahanan untuk membeli senjata dan sistem, baik dari produsen pertahanan maupun dari sumber lain, daripada mengambilnya langsung dari persediaan AS.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, yang telah menjanjikan 14 tank Challenger 2 untuk Ukraina, menyambut baik berita dari AS dan Jerman tersebut. Dalam sebuah cuitan di akun Twitter resminya pada hari Rabu, dia langkah Jerman dan AS sebagai “keputusan yang tepat oleh sekutu dan mitra NATO” yang akan “memperkuat daya tembak pertahanan Ukraina.”
“Bersama-sama, kami mempercepat upaya kami untuk memastikan Ukraina memenangkan perang ini dan mengamankan perdamaian abadi,” tulis Sunak.
Para pejabat Ukraina mengatakan tank tempur Barat, seperti Leopard dan Abrams, akan memungkinkan pasukan mereka bermanuver lebih efektif, dengan daya tembak dan perlindungan yang lebih besar, sementara mereka berusaha mendorong mundur pasukan Rusia yang menduduki negara mereka. [lt/jm]