AS, Inggris Serukan Sanksi-sanksi Lebih Keras terhadap Suriah

Menlu AS Hillary Clinton menyerukan sanksi-sanksi baru yang keras terhadap bidang energi Suriah

Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, masyarakat dunia harus meningkatkan tekanan dengan menarget ekspor minyak dan gas Suriah.

Amerika dan Inggris meminta diberlakukannya sanksi-sanksi internasional baru yang keras untuk memaksa Presiden Suriah Bashar al-Assad agar meletakkan jabatan, menyusul dilanjutkannya tindakan keras pemerintah terhadap para pengunjuk rasa.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton hari Kamis mengatakan, masyarakat dunia harus meningkatkan tekanan terhadap Assad dengan menarget ekspor minyak dan gas Suriah.

Clinton, sewaktu berbicara di Paris, mengatakan, sanksi-sanksi baru yang keras terhadap bidang energi Suriah akan menghambat pemasukan pemerintah yang digunakan untuk mendanai kampanye kekerasan terhadap demonstran pro-demokrasi.

Hari Kamis, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan para pejabat Uni Eropa sedang bersiap-siap untuk membahas sanksi-sanksi terhadap sektor minyak Suriah sebagai cara menekan Damaskus agar menghentikan penindakan mautnya terhadap penentang pemerintah.

Hague mengatakan ada prospek nyata bahwa para pejabat Uni Eropa yang bertemu di Polandia pekan ini akan sepakat melarang penjualan minyak Suriah ke blok beranggota 27 negara itu.

Sementara itu, Damaskus menghadapi pembelotan pertama seorang pejabat terkemuka ke pihak oposisi. Jaksa agung provinsi Hama, Suriah Tengah, menyatakan dalam pesan video yang dilansir Rabu malam bahwa ia mengundurkan diri sebagai protes atas ratusan pembunuhan, penangkapan dan tuduhan penganiayaan oleh pasukan keamanan Suriah.