Sekitar 900 tentara Pengawal Nasional AS sedang ditempatkan di perbatasan Amerika-Meksiko guna membantu operasi Patroli Perbatasan, tetapi mereka tidak akan melakukan fungsi penegakan hukum dalam penugasan yang diperintahkan Gedung Putih itu, kata pejabat Keamanan Dalam Negeri hari Senin (16/4).
Sebagian besar anggota militer itu yang telah tiba atau sedang menuju perbatasan adalah pasukan Pengawal Nasional dari negara bagian Texas, dengan kira-kira 650 tentara. Di negara bagian Arizona, akan ditugaskan kira-kira 250 tentara, dan di New Mexico, kira-kira 80 tentara.
California hari Senin mengatakan negara bagian itu tidak akan mengizinkan lagi pasukan Pengawal Nasionalnya untuk melakukan misi sebagaimana dimohon oleh Departemen Pertahanan.
Gubernur California sebelumnya mengatakan pasukannya akan turut, tetapi tidak dapat melakukan penegakan undang-undang imigrasi.
Presiden Donald Trump bereaksi melalui Twitter hari Selasa (17/4).
“Kelihatannya Jerry Brown dan California tidak akan mengusahakan keselamatan dan keamanan di perbatasannya yang mudah diterobos itu. Ia tidak dapat menerima Pengawal Nasional meronda dan melindungi perbatasan. Angka kejahatan hanya akan meningkat terus. Tembok yang sangat dibutuhkan di San Diego sudah mulai dibangun,” katanya melalui cuitan.
Persetujuan yang lemah antara pemerintah federal dan negara bagian itu telah gagal akhir pekan yang lalu.
Dalam memo tanggal 4 April kepada menteri Keamanan Dalam-Negeri dan jaksa agung, Presiden Donald Trump mengatakan pasukan dibutuhkan untuk menghambat narkoba, komplotan penjahat dan penyeberangan illegal di perbatasan Amerika dengan Meksiko. [gp]