Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan AS masih akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk melindungi pelayaran ketika Houthi terus melakukan serangan di jalur pelayaran penting.
Hal ini terjadi ketika dua kapal berbendera AS yang membawa kargo untuk Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri diserang di lepas pantai Yaman.
Angkatan Laut AS berhasil mencegat beberapa tembakan, dan menuduh pemberontak Houthi Yaman melakukan serangan itu.
Serangan terhadap kapal kontainer Maersk Detroit dan Maersk Chesapeake semakin meningkatkan risiko serangan kelompok ini terhadap pelayaran melalui Selat Bab el-Mandeb yang penting.
AS dan Inggris telah melancarkan beberapa putaran serangan udara untuk menghentikan serangan tersebut.
BACA JUGA: Houthi Luncurkan Rudal ke Kapal Tanker Milik ASKelompok Houthi, yang telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal sejak November karena perang Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, belum mengakui insiden tersebut.
Sejak November, para pemberontak telah berulang kali menargetkan kapal-kapal di Laut Merah, dengan mengatakan bahwa mereka membalas serangan Israel di Gaza terhadap Hamas. Namun mereka sering menargetkan kapal-kapal yang tidak langsung atau tidak jelas hubungannya dengan Israel, sehingga membahayakan pelayaran di rute utama perdagangan global.
AS dan Inggris telah melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan lokasi penyimpanan dan peluncuran rudal yang diduga digunakan oleh Houthi dalam serangan mereka. Para pemberontak sekarang mengatakan mereka juga akan menargetkan kapal-kapal Amerika dan Inggris.
Kirby juga mengatakan AS menginginkan jeda kemanusiaan lagi antara Israel dan Hamas.
Komentar Kirby disampaikan ketika upaya untuk mencapai gencatan senjata baru antara Israel dan Hamas tampaknya semakin meningkat.
BACA JUGA: Sumber: Komandan Garda Revolusi Iran dan Hizbullah Bantu Arahkan Serangan Houthi di YamanPara pejabat Mesir dan AS telah mengkonfirmasi bahwa mereka secara aktif mencari cara untuk menghentikan perang yang telah berlangsung selama lebih dari 110 hari.
Kesepakatan apa pun harus mencakup penghentian pertempuran, pertukaran sandera yang ditahan oleh Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel, dan bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar yang sangat dibutuhkan untuk Jalur Gaza yang dilanda perang. Namun sulit untuk menemukan formula yang bisa diterima oleh kedua belah pihak.
Kesenjangan antara Israel dan Hamas masih lebar, dan peluang tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat tampaknya masih kecil. [my/jm]