Seorang pejabat senior kelompok teroris Houthi yang didukung Iran mengatakan kapal-kapal China dan Rusia akan aman berlayar melewati Laut Merah.
Mohammed al-Bukhaiti, seorang anggota kepemimpinan politik Houthi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan outlet berita Rusia Izvestia bahwa jalur pelayaran di sekitar Yaman aman untuk kapal-kapal dari China dan Rusia selama kapal-kapal tersebut tidak terhubung dengan Israel. Demikian seperti dilansir oleh kantor berita Agence France-Presse pada Jumat (19/1).
Kelompok Houthi mengatakan mereka bertindak sebagai unjuk solidaritas terhadap Palestina di tengah perang Israel melawan militan Hamas di Gaza. Houthi telah melakukan lebih dari 30 serangan di Laut Merah.
Namun, Houthi telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang tidak memiliki hubungan jelas dengan Israel, sehingga beberapa perusahaan pelayaran menghindari jalur pelayaran di mana Houthi melancarkan serangan.
Perusahaan-perusahaan pelayaran besar telah menanggapi hal ini dengan mengubah pelayaran kapal ke rute yang lebih panjang dan lebih mahal lewat Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Rute Laut Merah merupakan jalur pelayaran penting antara Eropa dan Asia, yang dilewati sekitar 15% lalu lintas maritim dunia.
Pemberontak Houthi meluncurkan dua rudal balistik anti-kapal ke sebuah kapal milik Amerika di Teluk Aden, kata Komando Pusat Amerika dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Pernyataan itu mengatakan awak kapal melihat rudal jatuh di air dekat kapal. Tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan pada kapal tersebut, M/V Chem Ranger, kapal tanker berbendera Marshall, milik AS, yang dioperasikan Yunani, kata Komando Pusat AS (US Central Command/Centcom).
Pemberontak Houthi di Yaman mengatakan merekalah yang melakukan serangan itu, dan mengklaim “serangan langsung,” kata sebuah pernyataan di media sosial kelompok tersebut.
Pada Kamis, pasukan AS melancarkan lebih banyak serangan terhadap sasaran-sasaran di wilayah Yaman yang didukung Iran dan dikuasai Houthi, seiring berkembangnya kekhawatiran bahwa konflik Israel-Hamas dapat meluas menjadi perang besar-besaran di Timur Tengah.
“Kami tidak menginginkan perang. Kami tidak berpikir bahwa kami sedang berperang. Kami tidak ingin melihat perang regional,” kata wakil juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, kepada wartawan pada hari Kamis.
Singh mengatakan serangan udara pada Kamis diluncurkan oleh jet tempur F-18 sebagai “pertahanan diri.” Serangan itu menghancurkan dua rudal anti-kapal yang masih berada di darat tetapi mengarah ke Laut Merah bagian selatan, sehingga menimbulkan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.
“Terserah kepada Houthi untuk memutuskan kapan mereka ingin berhenti,” katanya kepada wartawan. “Berapa banyak biaya yang bersedia mereka keluarkan setiap kali mereka mengganggu perdagangan komersial,” tambahnya.
Serangan udara itu terjadi beberapa jam setelah kapal Angkatan Laut AS menggunakan rudal Tomahawk pada Rabu malam untuk menyerang 14 rudal Houthi di Yaman barat, menurut Komando Pusat AS. [lt/ab]
Forum