Seorang pejabat tinggi AS mengatakan Amerika Serikat dan Kuba telah mencapai persetujuan untuk membuka kembali kedutaan di ibukota masing-masing untuk pertama kalinya dalam lebih 50 tahun.
Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama akan mengeluarkan pernyataan mengenai Kuba hari Rabu (1/7) dari Rose Garden, sementara Menteri Luar Negeri John Kerry akan berpidato dari Wina, di sela-sela pembicaraan nuklir dengan Iran.
Obama membuat sejarah Desember lalu ketika ia mengatakan ia ingin mengakhiri embargo perdagangan Amerika yang sudah lama terhadap Kuba dengan tujuan untuk menegakkan kembali hubungan diplomatik.
Para delegasi dari kedua pihak telah mengadakan pembicaraan di Washington dan Havana sejak itu.
Dalam satu tanda signifikan mencairnya hubungan, Kuba baru-baru ini dihapuskan dari daftar milik AS yang memuat negara sponsor terorisme. Obama mengumumkan tanggal 14 April bahwa ia akan menghapus Kuba dari daftar itu, yang mengawali masa peninjauan kembali 45 hari yang berakhir 29 Mei.
Obama mengatakan mengisolasi Kuba melalui embargo perdagangan dan perjalanan tidak menghasilkan apapun dan tidak mewujudkan negara yang demokratis dan makmur. Ia mengatakan sudah waktunya mengambil pendekatan baru.
Para penentang hubungan diplomatik dengan Kuba, termasuk banyak pengungsi dari pulau itu, mengatakan itu memberi hadiah bagi pemerintahan Castro.
Meski kedutaan telah dibuka, pemerintah AS dan Kuba masih menghadapi sejumlah masalah yang sensitif, termasuk tuntutan Amerika akan perlindungan hak asasi yang lebih besar bagi rakyat Kuba.