Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan pada Jumat (23/8) bahwa perundingan yang berlangsung di Kairo, Mesir, mengenai gencatan senjata di Gaza mencapai kemajuan.
Kemajuan itu dikabarkanketika pertempuran intensif terus berlanjut antara Pasukan Pertahanan Israel dan militan Hamas di daerah kantong yang dikepung tersebut.
Dalam penjelasan yang tidak disiarkan pada Jumat, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Council/NSC) John Kirby mengatakan kepada [arawartawan bahwa perundingan tersebut berlangsung “konstruktif” dan mengatakan semua pihak, termasuk Hamas, perlu bekerja sama untuk mengimplementasikan perjanjian yang diusulkan.
Kirby mengatakan perundingan berlanjut pada Jumat, dengan Direktur Badan Intelijen Pusat (Central Intelligence Agency/CIA) Bill Burns dan utusan Amerika untuk Timur Tengah, Brett McGurk, yang mewakili Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Pernyataan Harris tentang Gaza, Tak Banyak Bantu Atasi Perpecahan di DemokratSebelumnya pada Jumat, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan delegasi negaranya berada di Kairo untuk melanjutkan upaya menyelamatkan kesepakatan gencatan senjata. Pembicaraan tersebut melibatkan negosiator dari Israel, AS, Mesir dan Qatar, tetapi tidak dihadiri oleh perwakilan Hamas.
Awal pekan ini, Hamas mengindikasikan bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam perundingan pekan ini karena “perjanjian jembatan” yang dicapai pekan lalu oleh para mediator berisi tuntutan tambahan dari Israel yang tidak dapat diterima oleh kelompok militan itu.
Kirby mengatakan pada Jumat meskipun mereka keberatan, Hamas harus hadir di sana.
"Kita berada di Kairo. Mereka juga berada di Kairo. Kita membutuhkan Hamas untuk berpartisipasi, dan kita perlu melakukan segala upaya untuk mengunci detail-detail ini,” kata Kirby.
Dia mengindikasikan pembicaraan akan berlanjut hingga akhir pekan.
Pada Jumat, Kirby juga menyampaikan bahwa AS yakin Iran masih bersiap untuk membalas dendam terhadap Israel atas pembunuhan pejabat Hamas Ismail Haniyeh di Teheran bulan lalu. Menurut Hamas, pembunuhan itu dilakukan oleh Israel. Israel tidak membenarkan atau membantah tuduhan tersebut."
Juru bicara NSC itu mengatakan kepada para wartawan bahwa AS terus memantau Iran dan “Tidak menerima begitu saja.”
BACA JUGA: Di Tengah Desakan Gencatan Senjata, Israel Serang Gaza, Lebanon SelatanSebelumnya pada Jumat, Departemen Pertahanan AS merilis perincian percakapan telepon antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Kamis (22/8).
Dalam pembacaan percakapan telepon tersebut, Departemen Pertahanan mengatakan keduanya membahas baku tembak yang terus berlanjut di perbatasan Israel-Lebanon antara Israel dan militan Hizbullah, dan risiko eskalasi dari Iran, Hizbullah, serta kelompok teroris yang didukung Iran di Timur Tengah.
Dalam pernyataannya, Austin menegaskan kembali bahwa AS terus memantau rencana serangan dari Iran dan proksinya. AS, kata Austin, juga telah membentuk postur pertahanan di seluruh kawasan untuk membela Israel dan melindungi personel serta fasilitas AS.
Your browser doesn’t support HTML5
Austin mengatakan pihaknya menekankan pentingnya menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan semua sandera, termasuk delapan orang Amerika, yang ditawan oleh Hamas di Gaza. Pernyataan tersebut mengatakan keduanya juga membahas situasi kemanusiaan di Gaza dan perlunya mengatasi potensi penyebaran polio.
Perang di Gaza dimulai dengan serangan teror Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan penangkapan sekitar 250 sandera.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan udara dan operasi darat Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Militer Israel mengatakan korban tewas termasuk ribuan kombatan Hamas.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir tiga perempat dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi, dan hampir seluruh penduduknya berisiko kelaparan. [ft/ah]
Beberapa informasi untuk laporan ini berasal dari The Associated Press, Agence France-Presse dan Reuters.