Taliban Afghanistan mengatakan pihaknya akan membalas dimulainya kembali serangan udara Amerika terhadap kelompok pemberontak itu, dan menolak pernyataan-pernyataan bahwa operasi pemboman itu sempat dihentikan.
Militer Amerika memulai serangan udara anti-Taliban pekan lalu tetapi menolak merinci lebih jauh.
Langkah itu diambil hanya beberapa hari setelah Presiden Barack Obama memperluas wewenang militer Amerika di sana, di mana tentara boleh menyerang pemberontak selama operasi itu bisa membantu keberhasilan ofensi pasukan Afghanistan.
Dalam pernyataan yang dikirim kepada wartawan hari Sabtu (25/6), juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan “sejak invasi asing, serangan udara Amerika terhadap bangsa kami terus berlanjut, tidak pernah ada penghentian sehingga bisa memulai kembali perundingan”. Ditambahkannya, peningkatan serangan udara Amerika itu akan dibalas dengan sikap “yang lebih keras” oleh pemberontak Islamis.
Sebelumnya juru bicara militer Amerika di Kabul Brigadir Jendral Charles Cleveland hari Kamis lalu (23/6) mengatakan terlalu dini untuk membahas dampak “sejumlah serangan terbatas” di medan tempur yang dilakukan berdasarkan wewenang baru itu. “Tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk membantu mencapai strategi. Menggunakan wewenang ini dalam satu dua hari tentu belum akan mencapai hasil strategis yang diinginkan”. [em]