AS: Perdamaian Israel-Palestina Tidak Harus Dengan Solusi 2 Negara

Desa di wilayah Palestina (kiri) dan permukiman Yahudi (kanan) yang dipisahkan oleh tembok, 29 Juli 2003 (Foto: dok).

Seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan perdamaian antara Israel dan Palestina tidak harus melalui solusi dua negara, dan bahwa itu terserah kepada kedua pihak untuk menentukan.

Pejabat itu mengatakan Amerika Serikat “tidak akan mendikte apa persyaratan perdamaian itu.”

“Solusi dua negara yang tidak mendatangkan perdamaian bukan sasaran yang hendak dicapai siapapun,” kata pejabat itu. “Perdamaian adalah sasaran, apakah itu datang dalam bentuk solusi dua-negara kalau itu yang dikehendaki kedua pihak atau bentuk lain kalau itu yang dikehendaki oleh kedua pihak. Kami akan membantu mereka.”

Pejabat Amerika tersebut berbicara kepada wartawan menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Rabu ke Washington.

Sikap resmi Amerika yang sudah lama adalah bahwa Israel dan Palestina sebaiknya merundingkan persetujuan untuk menjadi dua negara terpisah, yang kemungkinan akan menempatkan Palestina di Gaza, semua atau sebagian Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang direncanakan sebagai ibukota mereka. PBB juga mendukung jalur dua negara.

Pejabat tinggi Palestina Saeb Erekat menolak saran meninggalkan solusi dua negara, dengan mengatakan bahwa kalau solusi dua negara diganti, itu berarti mempertahankan status quo “apartheid.”

“Alternatif sungguh-sungguh untuk sebuah negara Palestina yang hidup berdampingan dengan damai dan aman dengan negara Israel dengan perbatasan tahun 1967 adalah satu negara sekuler yang demokratis di mana Yahudi, Muslim, dan Kristen dapat hidup dengan sederajat dan suara yang sama,” kata Erekat. [gp]