Pejabat sementara pimpinan Angkatan Laut AS telah menyerukan penyelidikan yang lebih menyeluruh terhadap "sejumlah pertanyaan yang belum terjawab" mengenai peristiwa di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt, ketika para pelaut yang telah dikarantina selama berminggu-minggu kembali ke kapal itu.
"Saya memiliki pertanyaan yang belum terjawab mengenai penyelidikan awal dan itu hanya bisa dijawab dengan penyelidikan lebih mendalam," kata pejabat sementata menteri Angkatan Laut James McPherson.
Kapal induk itu adalah kapal Angkatan Laut pertama yang menyaksikan awaknya terjangkit wabah COVID-19 di laut.
BACA JUGA: Virus Corona Kembali Jangkiti Satu Kapal Angkatan Laut LainYang menjadi fokus penyelidikan adalah nasib kapten kapal Roosevelt, Kapten Brett Crozier, yang dipecat dari jabatannya karena dianggap memperbesar kekhawatiran dengan COVID-19 dalam sebuah email kepada para atasannya.
Laporan-laporan media mengatakan bahwa Kepala Operasi Angkatan Laut Laksamana Mike Gilday merekomendasikan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memulihkan jabatan Crozier. McPherson, hari Rabu mengatakan ia mengarahkan Gilday untuk memperluas laporan awal Angkatan Laut dengan penyelidikan lanjutan.
Pejabat sementara Menteri Angkatan Laut waktu itu, memecat kapten kapal itu, namun dia kemudian mengundurkan diri setelah sebuah audio dirilis ke publik dimana ia menyebut Kapten Crozier "terlalu naif atau terlalu bodoh untuk menjadi komandan" karena mengirim surat kepada setidaknya 20 personil Angkatan Laut.
BACA JUGA: AL AS Sarankan Dikembalikannya Jabatan Kapten Kapal yang DipecatKetua Komisi Layanan Angkatan Bersenjata DPR dari Partai Republik Adam Smith, yang berbicara dengan McPherson Rabu pagi, mengatakan kepada wartawan meski "sah-sah saja" untuk meneruskan penyelidikan kasus Roosevelt, ia menganggap jabatan Crozier seharusnya dipulihkan.
"Dari semua hasil yang diperoleh dan yang saya amati, tidak ada alasan untuk memecat dia dari jabatannya," kata Smith.
Smith juga mengatakan meskipun ia tidak yakin Presiden Donald Trump secara langsung berupaya mempengaruhi situasi ini, ia khawatir adanya "budaya yang berkembang" yang bersifat hendak mematuhi keinginan presiden. [my/jm]