AS Tambah 254.000 Pekerjaan pada September, Pengangguran Turun Jadi 4,1%

  • Associated Press

Para mekanik sedang memperbaiki kendaraan di Express Auto Service Inc. di Chicago, 19 September 2024. (Foto: Nam Y. Huh/AP Photo)

Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa banyak perusahaan masih cukup percaya diri untuk mengisi lapangan kerja meskipun tekanan suku bunga tinggi terus berlanjut.

Para pemberi kerja di Amerika Serikat (AS) secara mengejutkan menambah 254.000 pekerjaan pada September. Angka itu merupakan bukti terbaru bahwa pasar tenaga kerja Amerika masih cukup kuat untuk mendukung perekrutan tenaga kerja yang stabil dan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan perekrutan tenaga kerja pada bulan lalu jauh lebih besar dari perkiraan para ekonom, dan meningkat tajam dari 159.000 lapangan pekerjaan yang dibuka pada Agustus. Dan setelah meningkat hampir sepanjang 2024, tingkat pengangguran turun untuk bulan kedua berturut-turut, dari 4,2 persen pada Agustus menjadi 4,1 persen pada September,

Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa banyak perusahaan masih cukup percaya diri untuk mengisi lapangan kerja meskipun tekanan suku bunga tinggi terus berlanjut. Hanya sedikit perusahaan yang memberhentikan pekerjanya, meskipun banyak perusahaan yang semakin berhati-hati dalam merekrut pekerja.

Hal yang menggembirakan adalah Departemen Tenaga Kerja juga merevisi estimasi pertumbuhan lapangan kerja pada Juli dan Agustus sebanyak 72.000.

Peningkatan lapangan kerja pada September terjadi secara luas, dan merupakan tren yang sehat jika terus berlanjut. Restoran dan bar menambah 69.000 pekerjaan. Perusahaan layanan kesehatan memperoleh 45.000, lembaga pemerintah 31.000, pemberi kerja bantuan sosial 27.000 dan perusahaan konstruksi 25.000. Kategori yang mencakup layanan profesional dan bisnis bertambah 17.000 setelah kehilangan pekerjaan selama tiga bulan berturut-turut.

Rata-rata kenaikan gaji per jam juga solid. Upah per jam rata-rata naik 0,4 lebih tinggi dari perkiraan Agustus, sedikit lebih rendah dari kenaikan 0,5 persen pada bulan sebelumnya. Diukur dari tahun sebelumnya, upah per jam naik sedikit menjadi 4 persen, dibanding 3,9 persen secara tahunan pada Agustus.

Kemajuan perekonomian dalam mengendalikan inflasi menyebabkan Federal Reserve pada bulan lalu memangkas suku bunga acuannya sebesar setengah poin, yang merupakan penurunan suku bunga pertamanya dalam lebih dari empat tahun. Bank sentral AS juga mengatakan bahwa pemotongan lebih lanjut kemungkinan besar akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.

The Fed mengatakan pihaknya ingin meringankan biaya pinjaman untuk membantu meningkatkan pasar kerja. Mengingat laporan ketenagakerjaan yang kuat pada Jumat, The Fed kini kemungkinan akan menurunkan suku bunga utamanya sebesar seperempat poin.

“Laporan ketenagakerjaan pada September menunjukkan lonjakan permintaan tenaga kerja pada awal musim gugur,” kata Bill Adams, kepala ekonom di Comerica Bank. “Perekonomian AS tumbuh dengan solid pada 2024 bahkan ketika inflasi melambat mendekati target The Fed.”

Ketahanan perekonomian cukup melegakan. Para ekonom memperkirakan bahwa upaya agresif The Fed untuk mengendalikan inflasi – dengan menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali pada 2022 dan 2023 – akan menyebabkan resesi. Ternyata tidak. Perekonomian terus tumbuh bahkan di tengah tingginya biaya pinjaman bagi konsumen dan dunia usaha.

Sebagian besar ekonom mengatakan The Fed tampaknya telah mencapai prospek “soft landing” yang sebelumnya tidak mungkin terjadi, yaitu suku bunga tinggi membantu mengatasi inflasi tanpa memicu resesi.

Perekonomian sangat membebani para pemilih menjelang pemilihan presiden pada 5 November yang semakin dekat.

Banyak orang Amerika tidak terkesan dengan daya tahan pasar kerja dan masih merasa frustrasi dengan harga-harga tinggi, yang rata-rata tetap 19 persen di atas harga pada Februari 2021. Saat itulah inflasi mulai melonjak ketika perekonomian pulih dengan kecepatan dan kekuatan yang tidak terduga dari resesi pandemi, hingga menyebabkan kekurangan barang dan tenaga kerja yang parah.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap inflasi dan perekonomian di bawah Presiden Joe Biden telah menjadi beban politik bagi Wakil Presiden Kamala Harris dalam pencalonannya dalam pilpres melawan mantan Presiden Donald Trump. [ft]