AS Tutup 21 Kedutaan dan Konsulat di Timur Tengah

Pasukan Yaman melakukan pemeriksaan mobil-mobil yang akan menujuke Kedutaan AS di ibukota Sanaa, Minggu (4/8).

Departemen Luar Negeri AS menutup 21 kedutaan besar dan konsulatnya di Timur Tengah akhir pekan ini setelah adanya ancaman dari kelompok al-Qaida.
Amerika menutup 21 kedutaan besar dan konsulatnya di Timur Tengah akhir pekan ini, termasuk di Yaman dan Libya setelah ada ancaman dari al-Qaida yang mungkin menargetkan baik pemerintah Amerika atau perusahaan swasta.

Pemerintahan Obama mengumumkan penutupan kedutaan dan konsulat hari Jumat dan Departemen Luar Negeri menerbitkan sebuah peringatan perjalanan global.

Sehari setelah Amerika mengeluarkan peringatan perjalanan global, Interpol hari Sabtu mengeluarkan peringatan keamanan global terkait pembobolan penjara baru-baru ini di Irak, Libya dan Pakistan.

Badan Polisi internasional yang berbasis di Lyon, Perancis mengatakan bahwa peringatan itu menyusul "kaburnya ratusan teroris dan penjahat lainnya" bulan lalu.

Profesor Ilmu Politik berbasis di Yaman, Nabil al-Sharbaji, mengatakan sebagian takut para teroris dan penjahat itu diselundupkan oleh pendukungnya ke Yaman untuk melakukan serangan teroris terhadap kedutaan Barat atau membebaskan para tahanan dari penjara Yaman.

Pernyataan Interpol itu menghimbau 190 negara anggota Interpol untuk membantu menyelidiki apakah peristiwa ini dikoordinasikan atau terkait.

Interpol mengatakan menerbitkan peringatan secara teratur, yang terakhir 10 hari lalu setelah pembobolan penjara Abu Ghraib di Irak dan penjara Taji di dekat Baghdad.

Peringatan perjalanan Amerika menganjurkan wisatawan Amerika agar ekstra hati-hati di luar negeri, khususnya pada sistem transportasi umum dan tempat-tempat wisata. Saeed al-Jamhi, spesialis dalam urusan Al-Qaida di Yaman berpendapat peringatan itu saja mungkin tidak cukup.

Langkah itu dilakukan sementara Departemen Luar Negeri Amerika mengeluarkan peringatan perjalanan di seluruh dunia bagi warga Amerika. Peringatakan itu mengatakan potensi serangan teroris besar di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Anggota DPR Amerika dan mantan pejabat tinggi Amerika menyebut keputusan untuk menutup 21 misi diplomatik Amerika itu dan mengeluarkan peringatan perjalanan global suatu tindakan yang sangat luar biasa.