Assange Gagal Batalkan Surat Penangkapan Inggris

Pendiri WikiLeaks, Julian Assange berbicara di balkon Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris (foto: dok).

Pendiri WikiLeaks Julian Assange, pembocor informasi rahasia pemerintah Amerika, hari Selasa (13/2) gagal dalam usahanya membatalkan surat perintah penangkapannya oleh Inggris. Ia menjadi tokoh yang memecah belah selama 10 tahun membocorkan berbagai rahasia, dan akibat ketidak-kompakan pemerintah-pemerintah ia berhasil mengelak dari jangkauan pemerintah Barat.

Peretas berusia 46 tahun itu adalah tokoh heroik bagi pejuang hak digital yang memperjuangkan agenda anti-kerahasiaan yang radikal dalam menghadapi institusi-institusi yang kuat. Amerika dan sekutunya memandang warga Australia itu sebagai pembocor dokumen rahasia yang membahayakan nyawa, dan Jaksa Agung Amerika Jeff Sessions tahun lalu menyatakan Julian Assange sebagai "prioritas" untuk dituntut.

Tetapi Assange tetap tegar, meskipun mendekam dalam kedutaan Ekuador di London selama lima tahun. "Kami percaya pada apa yang kami lakukan," ujarnya dalam wawancara tahun 2016 dengan mingguan berita Jerman Der Spiegel. "Serangan itu hanya membuat kami lebih kuat."

Sejak meluncurkan WikiLeaks tahun 2006, Assange telah membocorkan rahasia Angkatan Darat Amerika dan Badan Pusat Intelijen Amerika (CIA). Antara lain, mengunggah video tahun 2010 yang menunjukkan helikopter militer Amerika menembaki dan membunuh dua wartawan dan beberapa warga sipil Irak.

Disusul kemudian dengan merilis secara online 400 ribu dokumen yang disebut "log perang Irak", puluhan ribu dokumen rahasia perang Afghanistan dan pada tahun 2011 seperempat juta surat kawat diplomatik dari 274 kedutaan besar Amerika. Assange pada tahun 2016 menyebut surat kabel itu "koleksi tunggal materi paling penting yang telah kami terbitkan."

Baru-baru ini ia terlibat dalam pemilihan presiden Amerika, setelah merilis email dari Komisi Nasional Demokrat yang menunjukkan sikap pilih kasih terhadap Hillary Clinton.

Meskipun dalam kampanye menyatakan senang dengan WikiLeaks, pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump mengatakan saat ini sedang mempersiapkan tuduhan terhadap Assange.

Assange ditangkap di London pada Desember 2010 dengan surat perintah penangkapan atas tuduhan perkosaan di Swedia, yang didasarkan pada pengakuan dua perempuan, tetapi jaksa Swedia membatalkan penyidikan mereka pada Mei tahun lalu.

Assange tetap sibuk di kedutaan itu, merilis bocoran baru, hadir dalam konferensi dan kampanye melalui tautan video, dan melakukan wawancara dengan media. Ia jarang muncul di balkon, karena khawatir akan keamanannya. Ia membandingkan tinggal di dalam apartemen di distrik mewah Knightsbridge di London, dengan kehidupan di dalam stasiun antariksa.

Desember lalu, Ekuador memberinya kewarganegaraan supaya bisa keluar dari tempat berlindung dan mengakuinya sebagai diplomat. Dengan begitu, ia bisa keluar dari kedutaan tanpa ditangkap, tetapi Inggris menolak permintaan Ekuador.

Pendukung tetap percaya, begitu Assange ditahan, Amerika akan memaksanya untuk diekstradisi atas tuduhan membeberkan rahasia pemerintah. [ka/jm]