Aung San Suu Kyi Kunjungi Rakhine yang Rusuh

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi tiba di bandara Sittwe setelah mengunjungi Maungdaw di negara bagian Rakhine, 2 November 2017.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mengunjungi bagian Utara negara bagian Rakhine untuk kali pertama sejak aksi militer yang brutal terhadap kelompok minoritas Muslim Rohinya.

Seorang juru bicara Aung San Suu Kyi mengatakan, pemimpin de-facto itu melawat ke Maungdaw dari Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, di mana ia tiba Kamis pagi.

Peraih Nobel Perdamaian itu mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional karena tanggapannya yang lambat terhadap krisis itu. Pada awalnya, Suu Kyi bersikeras mengatakan ada kekeliruan besar informasi mengenai nasib Rohingya.

Serangan militan Rohingya terhadap pos-pos polisi di bagian utara Rakhine, Agustus lalu, mendorong militer untuk melancarkan serangan balasan yang membumihanguskan desa-desa Rohingya, dan memaksa eksodus besar-besaran sekitar 600 ribu Rohingya dari Rakhine ke Bangladesh. Banyak di antara mereka mengungsi ke distrik Cox's Bazar, Bangladesh, dan hampir 60 persen pengungsi adalah anak-anak.

PBB menggambarkan aksi kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Rakhine sebagai upaya pembersihan etnis.

Muslim Rohingya adalah kelompok minoritas tertindas di Myanmar yang mayoritas penduduknya menganut ajaran Budha. Hak-hak dasar mereka diabaikan karena dianggap sebagai imigran dari Bangladesh, meskipun banyak keluarga Rohingya telah hidup di Myanmar selama beberapa generasi. [ab/lt]