Australia Bantu Sri Lanka Selidiki Serangan Bom

Polisi Sri Lanka memeriksa gereja St. Sebastian pasca ledakan hari Minggu (21/4).

Pemerintah Australia akan membantu polisi Sri Lanka untuk menyelidiki serangan bom pada hari Paskah yang menewaskan banyak orang

Serangan atas gereja dan hotel-hotel di Srilanka menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai ratusan lainnya. Kebanyakan korban adalah warga Srilanka, termasuk banyak orang Kristen yang sedang menghadiri misa Paskah di gereja.

Kementerian LN Srilanka mengatakan 31 warga asing, termasuk beberapa orang Inggris dan India, terdapat diantara yang tewas dan belasan lainnya masih hilang. Tiga orang anak seorang pebisnis kaya Denmark, dan seorang perempuan Australia serta anaknya juga tewas.

BACA JUGA: Sri Lanka akan Selidiki Kaitan Kelompok Penyerang Gereja dengan Organisasi Asing

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, “Dua orang warga Australia tewas dalam pembantaian yang mengerikan ini. Saya sangat bersedih atas kematian mereka, seperti juga semua warga Australia.”

Kata PM Morrison, sejumlah petugas polisi federal Australia atau AFP akan dikirim ke Srilanka untuk membantu pejabat setempat mencari dan menangkap para pelakunya. Polisi Australia punya pengalaman dalam mengusut kegiatan teroris internasional, dan memainkan peran penting dalam penyelidikan serangan bom di Bali tahun 2002, di mana lebih dari 200 orang tewas termasuk 88 warga Australia.

Your browser doesn’t support HTML5

Pemerintah Australia Bantu Sri Langka Selidiki Serangan Bom

Lal Wickrematunge, konsul jenderal Srilanka di Sydney mengatakan, bantuan Australia itu akan sangat penting. Polisi Srilanka telah menangkap 24 tersangka dalam berbagai razzia setelah serangan itu, dan kelompok jihadis Jamaah Tauhid diperkirakan bertanggung jawab.

BACA JUGA: Apa yang Diketahui Mengenai Kelompok yang Dituduh Melakukan Serangan Sri Lanka

Polisi Srilanka juga dilaporkan telah mendapat peringatan tentang organisasi yang ditutuh melakukan serangan itu. Departemen LN Amerika memperingatkan akan kemungkinan terjadinya serangan lagi, dan Australia mendesak warganya supaya jangan pergi ke Srilanka. (ii)