Australia Hormati, AS Kecewa atas Keputusan Nauru Alihkan Pengakuan Diplomatik ke China

Sebuah tiang, ketiga dari kanan, tempat bendera nasional Nauru biasa berkibar, kosong di luar gedung Diplomatic Quarter di Taipei, Taiwan, Senin, 15 Januari 2024. (Foto: AP)

Keputusan Nauru untuk mengalihkan pengakuan diplomatik resminya dari Taiwan ke China menimbulkan reaksi beragam dari Australia dan AS. Keputusan itu dikeluarkan tidak lama setelah terpilihnya presiden baru Taiwan dalam pemilu pada akhir pekan lalu.

Menteri Australia untuk urusan Pasifik Pat Conroy pada Selasa (16/1) mengatakan bahwa pemerintah negaranya menghormati keputusan Nauru untuk mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke China, suatu langkah yang mengurangi jumlah sekutu diplomatik Taiwan menjadi 12 negara di seluruh dunia.

"Ini adalah keputusan negara berdaulat Nauru dan kami menghormati keputusan mereka. Saya ingin menegaskan bahwa tiga anggota Forum Kepulauan Pasifik mengakui Taiwan, 13 anggota mengakui Republik Rakyat China, termasuk Australia. Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan setiap negara Kepulauan Pasifik, termasuk yang mengakui China. Jadi kami menghormati keputusan Nauru. Apa yang Anda lihat di bawah pemerintahan partai Buruh pimpinan PM Australia Anthony Albanese adalah peningkatan signifikan dalam hubungan kami dengan Pasifik," papar Conro.

Conroy juga mengatakan bahwa pemerintah Australia telah diberitahu sebelumnya mengenai keputusan itu tetapi tidak membahas masalah tersebut.

BACA JUGA: Presiden Terpilih Taiwan Puji Hubungan dengan AS, Kehilangan Nauru

Pemerintah Nauru pada Senin (15/1) mengeluarkan pernyataan tentang pemutusan hubungannya dengan Taiwan dan ingin memulai hubungan dengan China. Kebijakan tersebut merupakan langkah pertama yang signifikan dalam memajukan pembangunan Nauru, lanjut pernyataan itu.

China mengklaim Taiwan yang berpemerintahan sendiri sebagai teritorinya dan telah membuat sekutu-sekutu diplomatik Taiwan memutuskan hubungan, kerap kali dengan menjanjikan bantuan pembangunan. China menyatakan Taiwan tidak punya hak untuk menjalin hubungan antarnegara, posisi yang ditolak keras Taiwan.

China menyambut baik langkah Nauru untuk memutuskan “apa yang disebut sebagai hubungan diplomatik” dengan Taiwan.

Sementara itu pejabat AS yang memimpin badan yang mengurusi hubungan tidak resmi dengan Taiwan pada hari yang sama mengecam keputusan Nauru yang disebutnya “mengecewakan” itu.

BACA JUGA: Tantangan Dalam dan Luar Negeri Pascapemilu Presiden Taiwan

Laura Rosenberger, ketua American Institute in Taiwan (AIT), mengatakan, "Mengecewakan sekali melihat narasi yang menyimpang mengenai Resolusi PBB 2758 yang digunakan sebagai alat untuk menekan Taiwan, membatasi suaranya di panggung internasional dan memengaruhi hubungan diplomatiknya.”

Menurut Resolusi 2758 yang disahkan pada tahun 1971 yang dijadikan alasan Nauru untuk mengalihkan pengakuan diplomatiknya itu, pemerintah Beijing mengambil alih posisi Taipei di kursi China di PBB.

Rosenberger juga mengatakan kepada wartawan di Taipei bahwa janji-janji dari China sebagai imbalan hubungan diplomatik kerap ‘tidak dipenuhi.’

Pasifik, di mana negara kecil Nauru berada, menjadi sumber persaingan sengit untuk mendapatkan pengaruh antara Washington yang menganggap kawasan itu sebagai ‘halaman belakangnya’, dan Beijing, yang mengincar sekutu-sekutu diplomatik Taiwan di sana.

Taiwan kini memiliki hubungan resmi dengan 11 negara dan Vatikan. Sebelas negara berada di Amerika Latin dan Karibia, tiga di Kepulauan Pasifik dan satu di Afrika. [uh/ab]