Para pemimpin Australia dan Selandia Baru sedang membahas kemungkinan perjanjian "pembatasan perjalanan" antara kedua negara sementara kedua negara mulai melonggarkan pembatasan terkait virus corona.
Maret lalu, kedua negara menerapkan pembatasan perjalanan yang ketat, melarang masuk hampir semua orang asing. Tetapi, karena wabah virus corona tampaknya telah terkendali, Australia dan Selandia Baru kini secara serius mempertimbangkan secara perlahan mencabut pembatasan penerbangan dan kemungkinan "pembatasan perjalanan trans-Tasman" akhir tahun ini.
BACA JUGA: Selandia Baru Laporkan Tak Ada Kasus Virus Corona BaruPerdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menerima undangan Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk ikut dalam pertemuan Kabinet Nasional Australia hari Selasa untuk membahas usul tersebut.
Menjelaskan konsep perjanjian perjalanan itu dengan wartawan, Arden mengatakan, membuka penerbangan antara kedua negara akan memberi "keuntungan besar" dan membantu menghidupkan kembali ekonomi.
Namun, ia mengingatkan, perjalanan internasional tanpa batas, bahkan dengan Australia, mungkin masih jauh dan bahwa langkah-langkah kesehatan yang lebih harus diterapkan sebelum "pembatasan perjalanan" bisa dilakukan.
Angka kematian akibat COVID-19 sama-sama hanya 1% di Selandia Baru dan Australia. Kedua negara juga berhasil memperlambat peningkatan kasus baru. [ka/ii]