Badan-badan PBB dan berbagai organisasi amal internasional telah mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang dilakukan, yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Selama hampir satu bulan, kata pernyataan itu, “dunia telah menyaksikan situasi di Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina dalam keterkejutan dan kengerian atas meningkatnya jumlah nyawa yang hilang dan yang terpisah-pisah.”
“Puluhan ribu orang telah mengungsi,” kata pernyataan itu. “Ini mengerikan.”
Berbagai organisasi mencatat bahwa sedikitnya 1.400 orang tewas di Israel dan lebih dari 200 orang disandera.
“Pembunuhan mengerikan terhadap warga sipil yang lebih banyak di Gaza adalah kebiadaban,” kata berbagai organisasi itu, “seperti juga halnya memutuskan akses 2,2 juta warga Palestina dari bahan makanan, air, obat-obatan, listrik dan bahan bakar.”
“Cukup,” kata pernyataan itu. “Ini harus dihentikan sekarang juga.”
Beberapa badan PBB di kelompok yang mengeluarkan pernyataan itu antara lain WHO, UNICEF, Program Pangan Dunia, serta CARE International, Save the Children dan Mercy Corps.
Israel mengatakan serangannya terhadap Hamas di Jalur Gaza praktis membelah teritori Palestina menjadi dua pada Minggu.
Pasukan Israel “telah mengepung Kota Gaza – Kini ada Gaza Selatan dan Gaza Utara,” kata juru bicara militer Daniel Hagari.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berupaya keras untuk mengatasi krisis yang mengancam akan melanda wilayah yang lebih luas.
Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel pada hari Minggu.
BACA JUGA: Negara-negara Arab, AS Belum Sepakat Soal Gencatan Senjata di GazaIa juga melakukan kunjungan mendadak ke Baghdad, di mana ia bertemu dengan PM Irak Mohammes Shia al-Sudani. Kedua pejabat itu membahas konflik antara Israel dan Hamas dan perlunya mencegah perang meluas, termasuk di Irak.
Pada Senin (6/11) Blinken dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Turki di Ankara mengenai situasi di Gaza.
PM Israel Benjamin Netanyahu, berbicara dengan para pilot di pangkalan Angkatan Udara Ramon di Israel Selatan pada hari Minggu menegaskan kembali bahwa “tidak akan ada gencatan senjata tanpa kepulangan sandera.”
“Kami katakan ini kepada musuh dan teman-teman kami. Kami akan melanjutkan hingga kami mengalahkan mereka,” lanjutnya.
Pemerintah Hamas di Gaza melaporkan “pengeboman yang intens” pada hari Minggu malam di sekitar beberapa rumah sakit di bagian utara Jalur Gaza, tidak lama setelah telekomunikasi diputus untuk ketiga kalinya. Laporan-laporan itu tidak dapat diverifikasi secara independen.
Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengatakan bahwa semua layanan komunikasi dan internet kembali diputus di seluruh Gaza pada hari Minggu. Ini adalah ketiga kalinya layanan itu terputus di teritori Palestina.
“Kami telah kehilangan komunikasi dengan sebagian besar anggota tim UNRWA,” kata juru bicara badan pengungsi Palestina PBB Juliette Touma kepada kantor berita Associated Press. Pemadaman listrik pertama di Gaza berlangsung selama 36 jam dan yang kedua selama beberapa jam.
Hizbullah pada Minggu mengatakan Israel akan “membayar akibatnya” setelah serangan Israel menghantam sebuah mobil, menewaskan tiga anak-anak dan nenek mereka, sementara Israel mengatakan serangannya merupakan respons terhadap serangan rudal Hizbullah yang menewaskan seorang warga Israel. Israel juga mengatakan menembak jatuh sebuah drone Hizbullah.
Juga Minggu, seorang pejabat AS mengatakan kepada VOA bahwa Direktur CIA William Burns bepergian ke “beberapa negara di Timur Tengah.”
Fokus kunjungan ini mencakup situasi di Gaza, dukungan bagi perundingan sandera dan pencegahan berkelanjutan untuk mencegah konflik Israel-Hamas membesar, kata pejabat AS tersebut kepada VOA.
BACA JUGA: Paus Serukan Gencatan Senjata di Israel dan Gaza“Direktur akan menegaskan komitmen kami pada kerja sama intelijen, khususnya dalam bidang-bidang kontraterorisme dan keamanan,” kata pejabat tersebut.
Sewaktu dihubungi VOA, Badan Intelijen Pusat itu mengatakan, “Kami tidak berkomentar mengenai jadwal Direktur.”
Sementara itu, dalam pembicaraan di Tepi Barat, Abbas menuntut gencatan senjata segera Israel sementara kementerian Kesehatan Gaza mengatakan puluhan orang tewas dalam serangan terhadap sebuah kamp pengungsi pada malam sebelumnya. Blinken telah menyerukan jeda kemanusiaan dalam konflik, sesuatu yang ditolak Israel sejauh ini.
Kunjungan mendadak Blinken ke Kota Ramallah di Tepi Barat itu berlangsung setelah pertemuannya pada hari Sabtu dengan para pemimpin Arab di Amman, Yordania. Ia mendarat di Turki pada Mingug malam.
Israel pada Minggu mengatakan bahwa sejak meluncurkan perang terhadap Hamas pada 7 Oktober, “lebih dari 2.500 target teror telah diserang.” Target-target itu dihantam, kata Israel, dengan “aktivitas terpadu” pasukan darat, udara dan laut Israel.
Kampanye militer Israel terhadap Hamas diluncurkan setelah serangan mendadak Hamas yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Israel. Lebih dari 200 orang juga disandera oleh milisi. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dijalankan Hamas mengatakan lebih dari 9.700 orang Palestina telah tewas dalam operasi militer Israel.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam postingan di media sosial bahwa sejak 7 Oktober, organisasi itu telah mendokumentasikan 102 serangan terhadap pusat kesehatan di Jalur Gaza, mengakibatkan “504 korban jiwa, 459 terluka, kerusakan terhadap 39 fasilitas dan mempengaruhi 31 ambulans.”
BACA JUGA: Demonstrasi Desak Gencatan Senjata Israel-Hamas Berlangsung di Seluruh DuniaBadan PBB itu mengatakan lebih dari setengah serangan terhadap pusat kesehatan dan lebih dari setengah rumah sakit yang menjadi sasaran berada di Kota Gaza.
Sementara itu, mantan perdana menteri Australia dan Inggris, Scott Morrison dan Boris Johnson, berada di Israel untuk menunjukkan “solidaritas” dengan Israel dan rakyatnya.
Morrison Minggu mengatakan, “Saya bersyukur atas kesempatan bergabung dengan PM Johson untuk datang ke Israel sebagai unjuk solidaritas dengan rakyat dan negara Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia.” [uh/ab]