Negara-negara bagian yang dilanda Badai Helene pada akhir September dan Milton awal bulan ini berusaha untuk kembali normal, dengan listrik dipulihkan di sebagian besar wilayah dan pembersihan puing-puing yang masih berlanjut.
Presiden Joe Biden mengunjungi daerah-daerah yang terdampak badai di Florida awal pekan ini, mendorong masyarakat untuk bersatu. “Bukan sebagai Demokrat atau Republik, tapi sebagai orang Amerika, orang Amerika yang membutuhkan bantuan dan orang Amerika yang akan membantu Anda seandainya berada dalam situasi yang sama,” sebutnya.
Sulit untuk memisahkan respons terhadap badai dari politik yang melingkupinya. Studi-studi menunjukkan bahwa para pemilih memberikan penghargaan kepada partai petahana jika pemerintah federal berhasil memberikan bantuan bencana dan menghukum mereka bila tidak memberikan bantuan.
Calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris menyoroti upaya pemerintahan Biden. “Saya telah berbicara dengan para pejabat negara bagian dan daerah, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, untuk memberi tahu mereka bahwa kami akan mendampingi Anda di setiap langkah saat Anda berusaha pulih dan membangun kembali.”
Sementara saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, telah menyebarkan informasi yang keliru tentang tanggapan pemerintah federal. Ia mengklaim bahwa pemerintah federal menghindari wilayah-wilayah Partai Republik, dan menggunakan dana bantuan untuk membantu imigran ilegal.
Your browser doesn’t support HTML5
“Sebaliknya, pemerintah federal belum melakukan apa yang seharusnya Anda lakukan, khususnya sehubungan dengan North Carolina. Mereka membiarkan orang-orang menderita secara tidak adil,” jelasnya.
Musim badai Atlantik mencapai puncaknya pada bulan-bulan tepat sebelum pemilu November. Selama beberapa dekade, para pejabat telah memasukkan kemungkinan bencana ke dalam perencanaan pemilu mereka. Namun kini mereka juga harus menghadapi disinformasi.
Kim Wyman, peneliti senior di Proyek Pemilu Pusat Kebijakan Bipartisan, mengatakan kepada VOA, “Itulah tantangan terbesar yang dihadapi para petugas pemilu khususnya saat ini setelah bencana badai ini, karena kita melihat di media sosial orang-orang membuat klaim tidak bertanggungjawab tentang kemampuan pemilih untuk memberikan suara, dampak badai tersebut terhadap pemilu dan bahwa pemungutan suara itu tidak akan dilakukan sekarang karena hal itu. Oleh karena itu, kami sangat mendorong pemilih untuk mencari sumber-sumber informasi yang terpercaya.”
Selain karena faktor politik, dengan beberapa jalan yang masih tidak dapat diakses, bangunan-bangunan rusak dan masyarakat sibuk membangun kembali kehidupan mereka, jumlah pemilih bisa jadi lebih rendah.
Kerusakan akibat badai juga dapat memengaruhi rencana masyarakat untuk memberikan suara melalui pos, yang diperbolehkan di beberapa negara bagian.
Hampir semua negara bagian menawarkan semacam pemungutan suara awal. Bahkan tanpa adanya komplikasi dari alam, para pejabat dan aktivis telah mendorong masyarakat untuk mengambil pilihan tersebut.
Chassidy Malloy dari lembaga nirlaba Georgia Conservation Voters Education Fund mengatakan, “Hal ini memberi Anda lebih banyak pilihan tanggal untuk memberikan suara Anda, dibandingkan hanya terikat pada hari pemilu saja, karena tidak ada yang benar-benar dapat memperkirakan apakah badai besar akan berdampak pada wilayah kita atau krisis lingkungan lainnya yang mungkin menghambat kemampuan kita untuk memberikan suara di sini, di Georgia.”
Dengan persaingan yang sangat ketat di dua negara bagian yang terdampak badai, Georgia dan North Carolina, para pejabat di beberapa kabupaten telah memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk memungkinkan masyarakat memberikan suara mereka. [ab/ka]