Bahrain menjadi negara kedua di dunia yang memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin virus corona yang dibuat oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Dilansir dari Associated Press, Sabtu (5/12), Kantor Berita Bahrain mengumumkan otorisasi vaksin itu pada Jumat (4/12) malam, menyusul pengumuman Inggris pada Rabu (2/12). Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin tersebut.
"Konfirmasi persetujuan oleh Otoritas Pengaturan Kesehatan Nasional Kerajaan Bahrain mengikuti analisis dan tinjauan menyeluruh yang dilakukan oleh otoritas berdasarkan semua data yang tersedia," kata kerajaan.
Bahrain tidak mengatakan bagaimana vaksin dapat dibeli, atau kapan vaksinasi akan dimulai. Pemerintah Bahrain tidak menanggapi pertanyaan dari Associated Press. Vaksin Pfizer, yang disebut "vaksin mRNA", mengandung potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein di permukaan virus.
Pfizer kepada AP mengatakan bahwa rincian perjanjian jual beli dengan Bahrain, termasuk "waktu pengiriman dan volume dosis," bersifat rahasia.
BACA JUGA: Inggris Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer dan BioNTech“Kami telah mengembangkan rencana dan alat logistik terperinci untuk mendukung pengangkutan vaksin yang efektif, penyimpanan dan pemantauan suhu berkelanjutan,” kata Pfizer. "Distribusi kami dibuat berdasarkan sistem tepat waktu yang fleksibel yang akan mengirimkan botol beku ke titik vaksinasi."
Tantangan yang akan segera dihadapi Bahrain adalah kondisi penyimpanan Vaksin. Pasalnya vaksin tersebut harus disimpan dan dikirim pada suhu sangat dingin, sekitar minus 70 derajat celcius. Bahrain adalah negara Timur Tengah yang suhu di musim panas bisa mencapai sekitar 40 derajat celcius dengan kelembapan tinggi.
Bahrain mengoperasikan maskapai penerbangan milik negara, Gulf Air, yang dapat digunakan untuk mengangkut vaksin. Di negara tetangganya, Uni Emirat Arab, maskapai penerbangan jarak jauh yang berbasis di Dubai, Emirates, mengatakan sedang mempersiapkan fasilitasnya untuk mendistribusikan vaksin pada suhu yang sangat dingin.
Bahrain telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin China yang dibuat oleh Sinopharm dan telah menginokulasi sekitar 6.000 orang dengannya. Vaksin itu, suntikan "tidak aktif" yang dibuat dengan menumbuhkan seluruh virus di laboratorium dan kemudian membunuhnya, juga digunakan di UEA. Vaksin Pfizer tidak mengandung virus corona.
BioNTech, yang memiliki vaksin tersebut, mengatakan sejauh ini telah menandatangani kesepakatan untuk memasok 570 juta dosis di seluruh dunia pada 2021, dengan opsi untuk mengirimkan tambahan 600 juta dosis. Ia berharap dapat memasok setidaknya 1,3 miliar pada 2021.
Dengan jumlah penduduk 1,6 juta, Bahrain mencatat lebih dari 87 ribu kasus Covid-19 dengan 341 kematian. Lebih dari 85 ribu orang telah pulih dari virus tersebut. [ah/ft]