Baku Tembak di Papua, Satu Prajurit TNI Tewas

Petugas Palang Merah Indonesia membantu warga mengungsi dari desa-desa yang menurut para pejabat telah diduduki oleh kelompok bersenjata, di dekat tambang tembaga Grasberg yang dikelola oleh Freeport McMoRan Inc, di Timika, Mimika, Provinsi Papua, 17 November 2017.

Satu prajurit TNI dan setidaknya satu anggota kelompok bersenjata tewas dekat tambang Freeport McMoran di Papua dalam bentrokan, AFP melaporkan, mengutip pernyataan para pejabat berwenang dan kelompok separatis, Selasa (3/4).

Korban tewas terjadi dalam baku tembak yang menewaskan seorang tentara pada Minggu (1/4). Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengutip rekaman drone, mengatakan setidaknya dua anggota kelompok bersenjata tewas dan belasan cedera.

"Satu prajurit tewas dan rekaman dari drone menunjukkan dua anggota separatis juga terbunuh," kata Kolonel Muhammad Aidi, Kepala Penerangan Kodam Cendrawasih dalam pernyataannya.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), yang memiliki hubungan dengan gerakan Papua Merdeka, mengatakan hanya satu anggota TPN yang tewas.

Dia juga mengatakan belasan tentara tewas tertembak dalam bentrokan. Namun klaim ini tidak bisa diverifikasi.

Tidak ada korban warga sipil dalam bentrokan.

Bentrokan pada hari Minggu terjadi di sebuah desa yang sudah menjadi pusat ketegangan pada November tahun lalu.

Pada saat itu, pihak militer mengatakan kelompok separatis bersenjata menghalangi 1.300 warga untuk meninggalkan komunitasnya. Kelompok separatis menyangkal tuduhan tersebut.

Aidi mengatakan misi pada hari Minggu itu adalah merebut kembali desa-desa tersebut.

Dia mengatakan para pemberontak membakar beberapa fasilitas umum dan rumah-rumah sebelum menghilang melarikan diri ke hutan.

Juru bicara TPN-OPM Hendri Wanmang mengatakan bentrokan terakhir itu dipicu oleh para prajurit TNI yang masuk tanpa izin ke lokasi yang terlarang.

"Kami sudah mengatakan sebelumnya — Bila mereka masuk (wilayah tersebut) kami akan serang mereka," kata Wanmang kepada AFP. [ft/dw]