Balas Serangan di Istanbul, Turki Tewaskan 200 Pejuang ISIS

Orang-orang mengunjungi Obelisk of Theodosius di mana ledakan bunuh diri terjadi di lapangan Sultanahmet Selasa lalu di Istanbul, Turki 14 Januari 2016.

Turki hari Kamis mengklaim telah menewaskan 200 militan ISIS di Suriah dan Irak sebagai pembalasan atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 10 wisatawan Jerman di Istanbul dua hari lalu.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pasukan Turki menghantam 500 target ISIS dengan tembakan artileri dan tank di perbatasan negara itu dengan Suriah dan dekat kamp Turki di Irak utara. Ia mengatakan serangan-serangan itu dilakukan dalam 48 jam terakhir.

Dalam rapat dengan duta-duta besar Turki di Ankara, Davutoglu mengatakan, jika perlu, Turki juga akan melancarkan serangan udara terhadap pemberontak itu dan mempertahankan "sikap tegas" terhadap pejuang ISIS sampai mereka meninggalkan daerah perbatasan; tetapi, jet-jet tempur Turki belum terbang di wilayah udara Suriah sejak pilot Turki menembak jatuh jet tempur Rusia akhir November lalu.

Davutoglu bersumpah, "setiap ancaman terhadap Turki akan dibalas setimpal."

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala mengatakan pemerintah menangkap tujuh tersangka terkait serangan bom bunuh diri itu, tiga dari mereka adalah warga Rusia. Serangan itu terjadi di alun-alun Sultanahmet, kawasan tempat bersejarah Turki yang paling sering dikunjungi, seperti Masjid Biru dari masa Kesultanan Usmaniah; dan Hagia Sophia, yang dulunya gereja semasa Bizantium, yang kemudian diubah menjadi masjid dan kini museum.

Selain 10 tewas dalam serangan itu, 15 orang terluka, sebagian besar adalah orang Jerman.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, kanan, ditemani oleh istrinya Sare, mengunjungi lokasi ledakan Selasa lalu (12/1), di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Rabu, 13 Januari 2016.

Pemerintah Turki mengatakan serangan itu dilakukan orang Suriah yang menjadi anggota ISIS, Nabil Fadli, usia 28 tahun, yang baru-baru ini masuk ke Turki dari Suriah sebagai pengungsi, tetapi tidak masuk daftar tersangka teroris yang diawasi Turki.

Tidak banyak rincian mengenai penangkapan orang-orang Rusia itu, tetapi pengamat mengatakan mungkin ada kaitan dengan Chechnya, karena banyak jihadis yang bertempur di Suriah terkait konflik di negarabagian Chechnya di Rusia.

Turki tetap menjadi salah satu negara yang menjadi tempat singgah utama bagi jihadis yang menuju Suriah.

Menteri dalam negeri Turki, Ala, mengatakan segalanya sedang dilakukan untuk menghentikan para jihadis itu. Ia mengumumkan 36 ribu orang dari 124 negara kini masuk daftar orang yang tidak boleh masuk Turki.

Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, Turki telah menahan lebih dari 70 tersangka anggota ISIS, meskipun belum jelas apakah mereka punya kaitan dengan serangan bom bunuh diri di Istanbul. [ka/al]