Bangladesh telah mulai memindahkan kelompok kedua pengungsi Rohingya ke sebuah pulau di Teluk Benggala, meskipun ditentang keras oleh para aktivis HAM internasional.
Menurut para pejabat, lebih dari 1.000 Rohingya diperkirakan tiba di Bhashan Char dengan menumpangi beberapa kapal pada hari Selasa (29/12), sehari setelah meninggalkan kamp-kamp yang kotor dan penuh sesak di distrik Cox’s Bazar.
Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen Senin mengatakan para pengungsi dipindahkan ke tempat yang ia sebut “resor yang indah.”
Momen bersikukuh bahwa pulau itu “100 kali lebih baik” daripada kamp-kamp tempat para pengungsi ditempatkan sekarang ini, dan mereka telah “memohon” untuk dibawa ke Bhashan Char.
BACA JUGA: Bangladesh akan Lanjutkan Relokasi Rohingya ke Pulau TerpencilNamun para pengungsi sendiri dan petugas bantuan kemanusiaan telah menyatakan bahwa sebagian Rohingya itu telah dipaksa agar setuju pergi ke sana.
Awal bulan ini, kelompok pertama terdiri dari 1.600 lebih pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar dibawa ke Bhashan Char.
Berbagai organisasi kemanusiaan lokal dan internasional, maupun organisasi HAM, berkeberatan atas langkah tersebut. Mereka menyatakan bahwa pulau yang berjarak tempuh beberapa jam dengan kapal dari daratan utama, rawan banjir, kerap dilanda topan dan dapat tenggelam sewaktu air pasang.
Bhashan Char timbul dari laut 20 tahun silam dan belum pernah dihuni.
Lebih dari 73 ribu Rohingya telah lari dari negara bagian Rakhine, Myanmar, yang mayoritas penduduknya penganut Buddha, ke negara tetangganya, Bangladesh, setelah serangan militan Rohingya terhadap pasukan keamanan pemerintah pada Agustus 2017 menyebabkan “operasi pembersihan” brutal oleh militer. PBB menyebut tindakan itu sama seperti “pembersihan etnis.”
Myanmar telah berulang kali membantah tuduhan itu, dengan menyatakan tentaranya menarget militan Rohingya. [uh/ab]