Para analis lembaga keuangan internasional itu memprediksi pertumbuhan 2014 terutama didorong oleh negara-negara berpendapatan tinggi.
WASHINGTON —
Pemulihan ekonomi global mendapat momentum menurut proyeksi-proyeksi baru dari Bank Dunia. Namun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Bank Dunia mengatakan pertumbuhan pada 2014 kemungkinan akan didorong terutama oleh negara-negara berpenghasilan tinggi.
Lima tahun setelah krisis keuangan, Bank Dunia mengatakan ekonomi global telah mencapai titik balik, kali ini dipimpin oleh ekonomi-ekonomi maju. Hal itu terutama nyata bagi Amerika Serikat, ujar Andrew Burns, penulis utama dokumen Prospek-prospek Ekonomi Global dari Bank Dunia.
“Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, negara-negara berpenghasilan tinggi mengalami percepatan. Mereka akan berkontribusi dalam pertumbuhan global lewat cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini baik untuk negara-negara berkembang," ujar Burns.
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi AS akan berkembang dari 1,8 persen tahun lalu menjadi 2,8 persen pada 2014. Ekonom kepala Bank Dunia Kaushik Basu memperkirakan kisah serupa akan terjadi di Eropa, yang bangkit dari resesi tahun lalu.
Meski ketidakstabilan politik terus memberikan risiko-risiko untuk beberapa wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah, pertanyaan terbesar adalah dampak keputusan bank sentral AS untuk mengurangi stimulus moneter.
Tapi Basu mengatakan dampak-dampak tersebut kemungkinan kecil karena banyak negara mulai merasakan dampak tingkat bunga tinggi setelah Federal Reserves menunjukkan niatnya pada pertengahan 2013.
“Kami melihat bahwa di Afrika Selatan, di Indonesia, di India, tingkat pertukaran jatuh. Jadi saya rasa sebenarnya, pada satu tingkat, banyak penyesuaian telah terjadi. Jadi ketika pengurangan stimulus dimulai, seperti sekarang dari US$85 juta per bulan menjadi $75 juta, tidak banyak dampaknya karena sebagian dampaknya sudah terjadi," ujar Basu.
Pertumbuhan di China, yang masih merupakan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat, diperkirakan tetap pada 7,7 persen.
Namun Basu mengatakan ia paling bersemangat dengan prospek-prospek wilayah sub-Sahara Afrika yang diproyeksikan untuk tumbuh 5,3 persen pada 2014.
Lima tahun setelah krisis keuangan, Bank Dunia mengatakan ekonomi global telah mencapai titik balik, kali ini dipimpin oleh ekonomi-ekonomi maju. Hal itu terutama nyata bagi Amerika Serikat, ujar Andrew Burns, penulis utama dokumen Prospek-prospek Ekonomi Global dari Bank Dunia.
“Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, negara-negara berpenghasilan tinggi mengalami percepatan. Mereka akan berkontribusi dalam pertumbuhan global lewat cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini baik untuk negara-negara berkembang," ujar Burns.
Bank Dunia memproyeksikan ekonomi AS akan berkembang dari 1,8 persen tahun lalu menjadi 2,8 persen pada 2014. Ekonom kepala Bank Dunia Kaushik Basu memperkirakan kisah serupa akan terjadi di Eropa, yang bangkit dari resesi tahun lalu.
Meski ketidakstabilan politik terus memberikan risiko-risiko untuk beberapa wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah, pertanyaan terbesar adalah dampak keputusan bank sentral AS untuk mengurangi stimulus moneter.
Tapi Basu mengatakan dampak-dampak tersebut kemungkinan kecil karena banyak negara mulai merasakan dampak tingkat bunga tinggi setelah Federal Reserves menunjukkan niatnya pada pertengahan 2013.
“Kami melihat bahwa di Afrika Selatan, di Indonesia, di India, tingkat pertukaran jatuh. Jadi saya rasa sebenarnya, pada satu tingkat, banyak penyesuaian telah terjadi. Jadi ketika pengurangan stimulus dimulai, seperti sekarang dari US$85 juta per bulan menjadi $75 juta, tidak banyak dampaknya karena sebagian dampaknya sudah terjadi," ujar Basu.
Pertumbuhan di China, yang masih merupakan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat, diperkirakan tetap pada 7,7 persen.
Namun Basu mengatakan ia paling bersemangat dengan prospek-prospek wilayah sub-Sahara Afrika yang diproyeksikan untuk tumbuh 5,3 persen pada 2014.