Kuala Lumpur Kembali Gelar Bazar Ramadan

Para pengunjung Bazaar Ramadan di Kuala Lumpur, Malaysia, mengenakan masker saat berbelanja makanan untuk berbuka puasa di tengah pandemi COVID-19, 19 April 2021. (AP Photo/Vincent Thian)

Sejak Ramadan tiba, Masjid India, yang terletak di jantung Kuala Lumpur, menjadi pusat kegiatan paling populer di kalangan Muslim Malaysia. Di kawasan sekitar masjid bersejarah itu digelar bazar Ramadan yang menawarkan berbagai pernak-pernik Muslim dan hidangan halal untuk berbuka puasa selama bulan suci itu atau merayakan Idul Fitri.

Akhir April tahun lalu ketika Ramadan dimulai, kawasan sekitar Masjid India boleh jadi seperti kawasan tak berpenghuni. Suasananya sepi dan terkadang sunyi mencekam. Tahun lalu, beberapa bangunan apartemen di kawasan itu dikelilingi dengan kawat berduri dan dipatroli oleh tentara sebagai bagian dari kebijakan lockdown pemerintah setempat menyusul temuan klaster infeksi virus corona di kawasan itu.

Seorang tentara berpatroli di depan sebuah masjid di Kuala Lumpur, Malaysia, yang ditutup di tengah pandemi COVID-19, Kamis, 23 April 2020. (Foto: AP)

April tahun ini, suasananya sangat bertolak belakang. Kawasan itu terlihat ramai, apalagi dengan digelarnya bazar Ramadan, yang konon terbesar untuk jenisnya di negara itu. Beberapa kios terlihat berjajar menawarkan dagangan, mulai dari pajangan khas Muslim, busana Muslim hingga penganan halal.

Meskipun jumlah kios lebih sedikit daripada penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya, serta adanya pemberlakuan protokol kesehatan, bazar itu tidak pernah kekurangan pengunjung mulai dari buka hingga menjelang tutup. Para pengunjung dengan sabar menjalani pemeriksaan suhu tubuh, dan mengantre masuk di pos-pos pendaftaran.

Your browser doesn’t support HTML5

Bazar Ramadan Kembali Digelar di Kuala Lumpur

Rabiah Ahmad, seorang pengunjung mengatakan,"Saya sangat bersyukur dan senang mereka buka tahun ini. Rasanya seperti kembali ke suasana normal. Kenormalan baru dengan masker dan aturan baru.”

Bazar adalah kegiatan populer di bulan Ramadan yang dinikmati oleh semua ras dan agama di Malaysia. Orang-orang mampir setelah bekerja untuk mengambil makanan untuk dibawa pulang, untuk berbuka dan untuk sahur. Beberapa warga non-Muslim juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmatinya.

Para pengunjung mengenakan masker saat berbelanja makanan untuk berbuka puasa di pasar Ramadhan, di tengah pandemi COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, 15 April 2021. (REUTERS / Lim Huey Teng)

Bazar Ramadan berkembang dari tahun ke tahun. Bazar tersebut tidak lagi hanya menawarkan makanan khas Malaysia seperti pada awalnya, tetapi juga masakan dari banyak budaya lainnya. Tak heran, di bazar ini, ada juga masakan khas Thailand dan China.

Pembatalan bazar tahun lalu menjadi pukulan telak bagi para pemilik kios yang mengandalkan pendapatan besar dari kegiatan ini. Riena Amellia, seorang pemilik kios, tidak bisa menyembunyikan kelegaan hatinya dengan diselenggarakannya kembali bazar Ramadan.

“Kami sangat mengapresiasi bahwa kami dapat menjalankan bisnis ini lagi tahun ini. Ini akan sangat membantu saya. Ini akan menjadi pendorong besar bagi pendapatan saya. Saya sangat bersyukur,” kata Amellia.

Para pengunjung bazaar mengenakan masker saat belanja makanan menjelang buka puasa di bulan suci Ramadan, di tengah pandemi COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, 15 April 2021. (REUTERS/Lim Huey Teng)

Demikian pula Maizatul Hasana, pemilik kios lainnya. “Ya, tahun lalu kami hanya bisa menjual kue kami secara online. Saya senang bisa punya sumber penghasilan ini, bisa keluar dan berbisnis.”

Dengan masih dilarangnya perjalanan antarnegara bagian karena jumlah kasus COVID-19 yang masih tinggi, untuk tahun kedua, warga Malaysia tampaknya tidak akan diizinkan untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman mereka untuk Idul Fitri.

Namun untuk saat ini, setidaknya bazar Ramadan bisa mengobati sedikit kerinduan mereka akan suasana berkumpul dengan sanak dan kerabat. [ab/uh]