Sementara perundingan 'jurang fiskal' di Amerika terus berlanjut, beberapa anggota Kongres dari kedua Fraksi menyuarakan tentangan atas kemungkinan kesepakatan jurang fiskal yang hingga kini belum tercapai.
WASHINGTON —
Beberapa jam sebelum kebijakan penghematan besar-besaran secara otomatis diberlakukan, Ketua Fraksi Demokrat di Senat Harry Reid memberi penilaian muram atas perundingan akhir guna mencegah “jurang fiskal”.
“Ada beberapa masalah yang membuat kedua pihak masih berselisih. Hingga kini perundingan-perundingan masih berlanjut, tetapi kita sudah hampir kehabisan waktu,” kata Harry Reid.
Beberapa laporan mengatakan perundingan antara Ketua Fraksi Republik di Senat dan Wakil Presiden Joe Biden telah memperkecil perbedaan-perbedaan tentang ambang batas pendapatan untuk kenaikan pajak bagi warga kaya Amerika, dan isu-isu tajam lain yang telah menghadang kesepakatan pengurangan defisit kedua pihak.
Senator Tom Harkin dari Fraksi Demokrat mengatakan ambang batas baru dilaporkan sedang dipertimbangkan, yaitu di atas 250 ribu dolar yang dikampanyekan Presiden Barack Obama dalam kampanye, yang terlalu tinggi untuk dapat diterima Presiden.
“Ini yang sangat tidak disetujui Fraksi Demokrat. Jujur saja – tidak tercapainya kesepakatan jauh lebih baik dibanding menyepakati hal yang tidak baik. Dari gambaran yang ada kesepakatan ini yang sangat buruk!,” ungkap Tom Harkin.
Beberapa anggota Kongres dari Fraksi Republik juga keberatan. Senator Rand Paul dari Fraksi Republik mengatakan kesepakatan apapun yang dicapai akan mendorong pengeluaran pemerintah dan memperburuk masalah keuangan Amerika.
“Tidak akan ada pembatasan pengeluaran. Faktanya apapun kesepakatan yang tercapai, akan meningkatkan pengeluaran – ini adalah bagian dari kesepakatan tersebut. Kita akan menaikkan pajak dan pengeluaran. Apa yang baik mengenai ini?,” ujar Rand Paul.
Keberatan seperti itu bisa menimbulkan malapetaka bagi kesepakatan di Senat, di mana diperlukan persetujuan dengan suara bulat agar RUU itu segera di-voting. Siapapun dari 100 senator dapat menentang voting dengan menyampaikan satu keberatan.
Hasilnya bisa tragis, menurut Senator Barbara Boxer dari Fraksi Demokrat.
“Kita semua tahu tidak satu pihak pun – jika tercapai kesepakatan – yang meraih apa yang diinginkan 100 persen. Kita tahu karena tidak ada satu Fraksi pun yang menguasai secara penuh semuanya. Jadi kita harus mencapai sesuatu di tengah-tengah,” papar Barbara Boxer.
Jika Presiden Barack Obama tidak menandatangani RUU yang diloloskan oleh kedua majelis di Kongres pada tengah malam nanti, maka secara otomatis akan terjadi kenaikan pajak bagi seluruh kelompok pendapatan dan pemotongan tajam pengeluaran di semua bidang. Setelah 1 Januari masih dimungkinkan mengambil langkah, tetapi para ekonom memperingatkan semakin lama perselisihan ini berlanjut maka dampaknya pada ekonomi Amerika pun semakin parah.
“Ada beberapa masalah yang membuat kedua pihak masih berselisih. Hingga kini perundingan-perundingan masih berlanjut, tetapi kita sudah hampir kehabisan waktu,” kata Harry Reid.
Beberapa laporan mengatakan perundingan antara Ketua Fraksi Republik di Senat dan Wakil Presiden Joe Biden telah memperkecil perbedaan-perbedaan tentang ambang batas pendapatan untuk kenaikan pajak bagi warga kaya Amerika, dan isu-isu tajam lain yang telah menghadang kesepakatan pengurangan defisit kedua pihak.
Senator Tom Harkin dari Fraksi Demokrat mengatakan ambang batas baru dilaporkan sedang dipertimbangkan, yaitu di atas 250 ribu dolar yang dikampanyekan Presiden Barack Obama dalam kampanye, yang terlalu tinggi untuk dapat diterima Presiden.
“Ini yang sangat tidak disetujui Fraksi Demokrat. Jujur saja – tidak tercapainya kesepakatan jauh lebih baik dibanding menyepakati hal yang tidak baik. Dari gambaran yang ada kesepakatan ini yang sangat buruk!,” ungkap Tom Harkin.
Beberapa anggota Kongres dari Fraksi Republik juga keberatan. Senator Rand Paul dari Fraksi Republik mengatakan kesepakatan apapun yang dicapai akan mendorong pengeluaran pemerintah dan memperburuk masalah keuangan Amerika.
“Tidak akan ada pembatasan pengeluaran. Faktanya apapun kesepakatan yang tercapai, akan meningkatkan pengeluaran – ini adalah bagian dari kesepakatan tersebut. Kita akan menaikkan pajak dan pengeluaran. Apa yang baik mengenai ini?,” ujar Rand Paul.
Keberatan seperti itu bisa menimbulkan malapetaka bagi kesepakatan di Senat, di mana diperlukan persetujuan dengan suara bulat agar RUU itu segera di-voting. Siapapun dari 100 senator dapat menentang voting dengan menyampaikan satu keberatan.
Hasilnya bisa tragis, menurut Senator Barbara Boxer dari Fraksi Demokrat.
“Kita semua tahu tidak satu pihak pun – jika tercapai kesepakatan – yang meraih apa yang diinginkan 100 persen. Kita tahu karena tidak ada satu Fraksi pun yang menguasai secara penuh semuanya. Jadi kita harus mencapai sesuatu di tengah-tengah,” papar Barbara Boxer.
Jika Presiden Barack Obama tidak menandatangani RUU yang diloloskan oleh kedua majelis di Kongres pada tengah malam nanti, maka secara otomatis akan terjadi kenaikan pajak bagi seluruh kelompok pendapatan dan pemotongan tajam pengeluaran di semua bidang. Setelah 1 Januari masih dimungkinkan mengambil langkah, tetapi para ekonom memperingatkan semakin lama perselisihan ini berlanjut maka dampaknya pada ekonomi Amerika pun semakin parah.