Hari Selasa, pemerintah Suriah mengusir diplomat AS, Inggris, Perancis dan Turki sebagai tanggapan atas pengusiran diplomat Suriah baru-baru ini.
Bentrokan sengit antara pasukan pemerintah dan oposisi di provinsi Latakia, Suriah barat, semakin meredupkan harapan bahwa diplomat bisa menyelamatkan gencatan senjata dan mengakhiri pertumpahan darah.
Syrian Observatory for Human Rights di London mengatakan pertempuran terbaru itu pecah hari Selasa di kota Haffeh dan desa-desa sekitarnya, di mana pasukan pemberontak telah mengambil alih beberapa kantor polisi. Rami Abdurrahman dari Observatory mengatakan setidaknya 15 tentara dan tiga pejuang pemberontak tewas dalam apa yang digambarkan sebagai bentrokan paling sengit di wilayah Latakia sejak konflik selama 15 bulan itu dimulai.
Di Jeddah, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan prospek untuk mengakhiri kekerasan tampak suram. Pangeran Saud al-Faisal mengatakan negara-negara Teluk Arab "mulai kehilangan harapan" bahwa gencatan senjata yang diusulkan utusan PBB dan Liga Arab Kofi Annan bisa membantu.
Hari Selasa, Suriah mengusir diplomat sejumlah negara sebagai tanggapan atas pengusiran diplomat Suriah baru-baru ini. Pemerintah Suriah mengatakan perintah pengusiran mencakup dutabesar dan staf lain dari Amerika, Inggris, Perancis dan Turki. Beberapa diplomat itu sudah ditarik dari Suriah sebagai protes atas penumpasan pemerintah terhadap pemberontakan.
Pemberontak Laskar Pembebasan Suriah hari Senin mengatakan tidak lagi terikat pada kesepakatan gencatan senjata bulan April, dan beberapa analis militer memperingatkan konflik telah melampaui apa yang disebut "titik yang tidak bisa dihindari."
Sementara konflik meluas, seorang pejabat senior bantuan PBB hari Selasa mengatakan pemerintah Suriah setuju mengizinkan PBB dan lembaga-lembaga internasional memperluas operasi kemanusiaan di daerah yang hancur di negara itu.
Syrian Observatory for Human Rights di London mengatakan pertempuran terbaru itu pecah hari Selasa di kota Haffeh dan desa-desa sekitarnya, di mana pasukan pemberontak telah mengambil alih beberapa kantor polisi. Rami Abdurrahman dari Observatory mengatakan setidaknya 15 tentara dan tiga pejuang pemberontak tewas dalam apa yang digambarkan sebagai bentrokan paling sengit di wilayah Latakia sejak konflik selama 15 bulan itu dimulai.
Di Jeddah, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan prospek untuk mengakhiri kekerasan tampak suram. Pangeran Saud al-Faisal mengatakan negara-negara Teluk Arab "mulai kehilangan harapan" bahwa gencatan senjata yang diusulkan utusan PBB dan Liga Arab Kofi Annan bisa membantu.
Hari Selasa, Suriah mengusir diplomat sejumlah negara sebagai tanggapan atas pengusiran diplomat Suriah baru-baru ini. Pemerintah Suriah mengatakan perintah pengusiran mencakup dutabesar dan staf lain dari Amerika, Inggris, Perancis dan Turki. Beberapa diplomat itu sudah ditarik dari Suriah sebagai protes atas penumpasan pemerintah terhadap pemberontakan.
Pemberontak Laskar Pembebasan Suriah hari Senin mengatakan tidak lagi terikat pada kesepakatan gencatan senjata bulan April, dan beberapa analis militer memperingatkan konflik telah melampaui apa yang disebut "titik yang tidak bisa dihindari."
Sementara konflik meluas, seorang pejabat senior bantuan PBB hari Selasa mengatakan pemerintah Suriah setuju mengizinkan PBB dan lembaga-lembaga internasional memperluas operasi kemanusiaan di daerah yang hancur di negara itu.