Biaya Pilpres AS 2020 Capai $11 Miliar, Terbesar dalam Sejarah

Persiapan menjelang debat pertama capres pilpres AS 2020 di luar Sheila and Eric Samson Pavilion, di Cleveland, 27 September 2020. (Foto: AP)

Sebuah badan pemerhati keuangan kampanye memperkirakan Pemilu presiden Amerika 2020 menjadi pemilu termahal dalam sejarah Amerika dengan perkiraan biaya hampir mencapai $11 miliar atau sekitar Rp 164 triliun.

Dalam laporan yang dirilis pada Kamis (1/10), Center for Responsive Politics (CRP) memperkirakan biaya pemilu presiden dan kongres pada 2020 mencapai $10,8 miliar atau lebih besar 50 persen dibanding pemilu presiden tahun 2016, ketika disesuaikan dengan tingkat inflasi.

Perkiraan CRP ini didasarkan pada pengeluaran yang sejauh ini telah dikeluarkan dalam masa kampanye ini dan tambahan pengeluaran yang tampaknya akan dikeluarkan pada bulan-bulan terakhir menjelang pemilihan presiden pada 3 November.

Sejauh ini Partai Demokrat memiliki tingkat pengeluaran sangat besar dibanding Partai Republik, baik untuk pemilu presiden maupun kongres. CRP mengatakan tingkat pengeluaran Partai Demokrat mencapai 54 persen, sementara Partai Republik 39 persen dari total pengeluaran.

“Pemilu 2018 memecahkan rekor penggalangan dana untuk pemilu sela, dan 2020 akan mengalahkan semua pengeluaran pemilu yang pernah kita lihat atau bayangkan sebelumnya,” ujar Sheila Krumholz, Direktur Eksekutif CRP dalam pernyataannya.

Pertarungan menuju ke Gedung Putih antara petahana Presiden Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden diperkirakan akan menghabiskan $5,2 miliar, lebih dari dua kali lipat dibanding pemilu presiden tahun 2016. Sisanya, yaitu $5,6 miliar atau Rp 77,6 triliun, digunakan untuk ratusan pemilihan untuk memilih anggota Kongres.

Dalam pemilu kali ini, kandidat presiden dan Kongres telah menghabiskan $7,2 miliar atau Rp 107.45 triliun, angka yang tampaknya akan melesat ketika kandidat-kandidat untuk Kongres melaporkan angka pengeluaran kuartal ketiga mereka.

“Ini bukan pemilu biasa, namun masuknya dana kampanye pada saat-saat terakhir bisa jadi akan mendorong pengeluaran menjadi lebih tinggi lagi,” tambahnya. [em/pp]